Kamis 07 Feb 2013 20:35 WIB

Taman Nasional Tesso Nilo Bakal Punya Konservasi Gajah

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Dewi Mardiani
Gajah sumatra tewas/ilustrasi
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Gajah sumatra tewas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PELALAWAN -- Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kehutanan, bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia dan Yayasan Pairi Daiza Belgia, membangun Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Taman Nasional Tesso Nilo. 

Pembangunan PKG ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan klinik gajah oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di kawasan TN Tesso Nilo tepatnya di Desa Air Hitam, Kecamatan Ukui, Pelalawan, Riau, Kamis (7/2). 

Dalam sambutannya, Zulkifli, menekankan pentingnya upaya konservasi gajah, khususnya gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus).  Tujuannya agar kelestarian gajah Sumatra, yang memiliki status konservasi critically endangered (kritis) tetap terjaga.

Menurut Zulkifli, upaya ini mutlak didukung oleh seluruh elemen masyarakat, tidak hanya pemerintah, melainkan juga dunia usaha dan masyarakat pada umumnya.

"Kami (pemerintah) punya tanggung jawab paling besar. Tapi (upaya) ini tak akan sukses tanpa bantuan semua pihak," tutur Zulkifli, Kamis (7/1).

Acara ini turut dihadiri oleh Direktur TSI Jansen Manansang, CEO WWF Indonesia Efranzah, Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Darori, Direktur Jenderal Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai-Perhutanan Sosial Hilman Nugroho beberapa pejabat eselon II Kemenhut lainnya.

Zulkifli menjelaskan, gajah Sumatra merupakan sub spesies gajah Asia yang umumnya hidup di dataran rendah di kawasan hutan hujan tropis Sumatra. Ancaman terhadap kelestarian gajah Sumatra saat ini sangat serius, antara lain berupa kehilangan habitat, fragmentasi habitat serta penurunan kualitas habitat akibat konversi lahan.  Ancaman lain yang paling krusial adalah konflik manusia dan gajah serta perburuan ilegal gading gajah.

Terkait kelestarian gajah Sumatra, Zulkifli mengatakan pemerintah telah dan sedang mengupayakan berbagai upaya konservasi baik in-situ maupun ex-situ. Upaya in-situ melalui pembinaan populasi dan habitat, sedangkan upaya ex-situ melalui pengelolaan gajah captive pada beberapa unit lembaga konservasi. Pembangunan PKG, kata Zulkifli, merupakan salah satu rangkaian dari usaha-usaha tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement