REPUBLIKA.CO.ID, Korea Selatan menyatakan sedang membahas program serangan pendahuluan ke negara jirannya, Korea Utara.
FNA melaporkan, koran Washington Times menyebutkan para pejabat Korea Selatan sedang membahas rencana dimulainya serangan pre-emptiv ke Korea Utara yang sebelumnya menyatakan akan melakukan uji coba nuklir baru dalam rangka memprotes putaran terbaru sanksi dari PBB.
Tensi negara-negara terhadap Korea Utara kembali memanas setelah negara itu pada bulan Desember tahun lalu meluncurkan sebuah rudal jarak jauhnya ke luar angkasa.
Pyongyang berpendapat bahwa peluncuran rudal tersebut semata-mata bertujuan damai dan untuk penelitian ilmiah di luar angkasa. Cina, Rusia, Amerika Serikat, Korea Selatan dan sejumlah negara lain mengecam peluncuran rudal tersebut.
Dewan Keamanan PBB yang sebelumnya melarang Korea Utara meluncurkan rudal jarak jauhnya, pada bulan Januari lalu menetapkan resolusi baru yang memperketat sanksi terhadap Pyongyang. Tidak selang beberapa waktu pasca ratifikasi resolusi tersebut, Korea Utara melakukan ujicoba nuklir ketiganya.
Sebelumnya Korut telah melakukan ujicoba senjata nuklirnya pada tahun 2006 dan 2009. Sebuah koran terbitan Korsel mengutip keterangan kepala staf angkatan bersenjata negara ini mencatat bahwa Seoul sedang merencanakan serangan pre-emptiv ke Pyongyang.
Adapun para pejabat Korea Utara mereaksi ancaman dari Korsel dengan menilainya sebagai kebrutalan resmi pemerintah Seoul dan menyatakan, "Mereka (Korsel) tidak mengetahui perang yang sejati. Hanya dalam beberapa detik mereka akan ketakutan setelah menyaksikan semangat pasukan kami."