REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jajaran pimpinan Partai Amanat Nasional (PAN) menargetkan perolehan suara minimal 10 persen di Pemilu 2014.
Target itu lebih besar dari raihan Pemilu 2009 sebesar 6 persen yang turun dari 2004 sebesar 6,4 persen, dan 7,1 persen di Pemilu 1999. Untuk itu, PAN menegaskan sebagai partai inklusif dan menggandeng Partai Damai Sejahtera (PDS) yang tidak lolos sebagai peserta Pemilu 2014.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indira Samego memprediksi target yang dicanangkan PAN itu sulit terealisasi. Bahkan, ia menegaskan, PAN harus realistis dalam menerapkan strategi menghadapi Pemilu 2014.
“Semua parpol pasti menargetkan tinggi, tapi pasar suara PAN sekitar 5 persen,” kata Indria, Senin (11/2).
Dia menjelaskan, langkah menggandeng beberapa partai seperti PDS, Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) dan Partai Matahari Bangsa (PMB) memang berpeluang memperbesar raihan suara PAN.
Hanya saja yang perlu diwaspadai adalah potensi keluarnya kader akar rumput akibat kekecewaan kebijakan itu. Menurutnya, kader bawah bisa saja tidak menerima kebijakan pimpinan partai itu.
Belum lagi, masyarakat sudah memiliki pilihan dalam mendukung partai dan tidak serta-merta berpaling mendukung PAN. “Suara masyarakat terhadap partai sudah terpetakan, sulit bagi PAN meraih double digit,” ujar Indria.