REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Banyak pondok pesantren melakukan pembinaan moral dan pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam.
Banyak pula yang mengembangkan keterampilan santrinya sebagai upaya pemberdayaan ekonomi.
Dengan begitu, diharapkan para lulusan pesantren mempunyai modal untuk berwirausaha.
''Setelah lulus, santri tidak akan kenyang dengan hanya membaca kitab,''jelas KH Masror Ahmad MZ, Pimpinan Pondok Pesantren Al Qodir, Wukirsari, Sleman pada Republika, Senin (11/2)
Dia menilai adanya unit usaha pesantren dapat mengembangkan potensi santri di luar ilmu agama. Selain itu, kebutuhan operasional pondok juga bisa terbantu dengan adanya kegiatan usaha tersebut.
Kiai Masror mengungkapkan, kegiatan usaha yang dikembangkan di pesantrennya antara lain bertani, beternak, bengkel dan produksi batako. Ia menyebutkan, kegiatan usaha tersebut sangat membantu untuk pengembangan fasilitas sarana belajar santri.
Ke depannya, kata kiai Masror, setelah mereka dinyatakan lulus, pihaknya dapat memberikan pendampingan serta arahan usaha. ''Saya tetap mengimbau agar para santri lebih fokus pada syiar Islam,'' ujarnya.
Meski pemberdayaan ekonomi dilakukan di lingkungan pesantrennya, kiai Masror menginginkan lulusan Pesantren Al Qodir berguna bagi masyarakat, khususnya perbaikan moral.
Karena itu, pembekalan usaha dan pembelajaran ilmu agama diambil alih oleh pengurusnya masing-masing, sehingga santri bisa fokus mengusai kedua bidang tersebut.
Kiai Masror menyayangkan, masih minimnya perhatian pemerintah terhadap kegiatan usaha kecil yang lahir dari kalangan santri.
n