REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Seperti isi ulang, banjir kembali menggenangi sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung. Bukan hanya kawasan permukiman, luapan air dari Sungai Citarum dan sembilan anak sungainya juga menggenangi jalan.
Akibatnya akses jalan di Dayeuhkolot dan Banjaran sempat terputus. Sementara ribuan rumah terendam dengan titik tertinggi hingga mencapai dua meter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Marlan mengatakan, banjir menerjang Kecamatan Cangkuang, Banjaran, Pameungpeuk, Dayeuhkolot, dan Baleendah.
Tingginya air yang merendam kawasan permukiman membuat ratusan kepala keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti di masjid, madrasah, kantor desa, kantor PLN, dan tempat aman lainnya. "Banjir terjadi sejak Senin (11/2) petang. Hingga Selasa (12/2) pagi, banjir meluas di berbagai kecamatan," ujarnya.
Banjir terparah terjadi di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot. Camat Dayeuhkolot, Agus Suhendar mengatakan, jumlah rumah yang terendam banjir mencapai 3.958 unit, dengan 5.885 kepala keluarga dan 17.770 jiwa. Mereka mengungsi di lokasi yang aman dari banjir.
"Ada yang mengungsi di kantor kecamatan, masjid besar, Polsek, Kantor PLN, dan Kantor Koramil. Total pengungsi di semua lokasi tercatat sebanyak 259 kepala keluarga dengan 967 jiwa. Bantuan yang dibutuhkan sembako, paling ini bertahan satu atau dua hari," ujarnya.
Sementara itu, di Kecamatan Banjaran, warga melakukan pembersihan lumpur pascabanjir yang menerjang pada Senin (11/2) malam. Salah seorang warga RT 03/05 Kampung Kamasan, Kecamatan Banjaran, Wadi (80) mengatakan, air mulai surut sekitar pukul 00.00 WIB.
Banjir yang terjadi sejak Senin (11/2) malam sempat memutuskan akses jalan. Di Desa Kamasan, banjir sempat memutus akses jalan ke arah Pangalengan dan Soreang sampai pukul 00.00 WIB. Sedangkan di Dayeuhkolot sampai siang hari, banjir masih menggenangi tiga titik di ruas Jalan Raya Dayeuhkolot.