REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri terus menelusuri aksi perusakan lima gereja di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dengan menggunakan bom molotov dalam empat hari ini. Kerusakan yang ditimbulkan terjadi pada lima gereja.
Polisi mengaku menemukan kemiripan pada kasus yang terjadi pada Ahad (10/2) dan Kamis (14/2) ini. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar, kemiripannya dilihat dari bahan-bahan peledak yang digunakan hingga ciri-ciri pelaku yang disebutkan.
Dari hasil uji petugas Polda Sulsel, diketahui bom molotov yang digunakan dalam aksi di lima gereja ini mengandung bahan dan takaran yang sama persis.
“Lalu tujuh saksi yang berada di lokasi saat kejadian ketika dimintai keterangan polisi menyebutkan ciri-ciri pelaku yang hampir serupa dari lima kejadian ini,” kata dia di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (15/2).
Boy juga berujar, para penyelidik Poda Sulsel sedang mencoba mengaitkan adanya aksi jaringan teroris dalam pelemparan bom molotov ini. Pasalnya, ada kekhawatiran jaringan teroris di Sulawesi Tengah (Sulteng) sedang melakukan pergerakan menuju Makassar. “Ini aksi iseng yang menimbulkan teror. Polisi sedang telusuri benang merahnya. Pengusutan masih terus dilakukan,” kata dia.