Jumat 15 Feb 2013 23:48 WIB

Dede: Ruang Terbuka Hijau di Bogor Kurang

Dede Yusuf
Foto: ANTARA
Dede Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Calon gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf menilai Kota Bogor membutuhkan lebih banyak ruang terbuka hijau sebagai sarana untuk kenyamanan masyarakat.

"Dibutuhkan lahan untuk orang-orang bisa berkumpul dan merasakan kenyamanan," kata Dede di sela-sela kampanyenya di salah satu pertokoan tas di Tajur, Kota Bogor, Jumat (15/2).

Menurut Cagub Jabar nomor urut 3 ini, ruang terbuka hijau di Kota Bogor masih minim, hampir sama seperti daerah lainnya di Indonesia yang sampai saat ini masih kurang dari 30 persen.

Bila terpilih sebagai Gubernur Jabar periode 2013-2018, Dede akan menyediakan ruang terbuka hijau di Bogor yang sudah masuk dalam salah satu programnya.

"Khusus untuk Kota Bogor, fokus utama perhatian saya adalah pengadaan ruang terbuka hijau. Saya ingin Bogor kembali sejuk seperti sedia kala," ujarnya.

Saat disinggung tentang kondisi pusat penjualan Tas Tajur, Dede menilai, produksi tas Tajur sudang sangat berkembang namun tanpa dukungan dari pemerintah secara maksimal.

Dede berpendapat perkembangan industri tas Tajur masih seperti 'outo pilot', ekonomi bergerak dengan sendirinya, karena minat masyarakat.

"Apa peran masyarakat di Tajur saya akan bicara nanti saat saya memimpin. Kedepan promosi akan dilakukan oleh pemerintah, memberikan pusat informasi, fasilitas yang nyaman yang harus dilakukan oleh pemerintah," kata mantan aktor itu.

Selain itu juga lanjut Dede, semua sentra-sentra industri yang akan berdaya mendapatkan potensi penyerapan Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus ada intervensi pemerintah.

"Pemerintah harus membackup, sumber PAD ini agar terkelola dengan baik dan maksimal," sebut Dede yang menggelar kampanye di Bogor dengan mendatangi sejumlah pasar, mulai dar Pasar Cisarua, Pasar Ciawi, Tas Tajur, dan Pasar Induk Jambu Dua.

Saat di Pasar Jambu Dua, Dede menyempatkan diri untuk makan bersama dengan pedagang dan pemulung yang ada di sana. Ia juga menyerahkan bantuan berupa alat kebersihan seperti dua gerobak sampah, 10 sampu lidi dan enam penyedok sampah yang langsung diserahkan ke pengurus pasar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement