Sabtu 11 May 2024 14:11 WIB

Kaukus Ormas Islam Minta Partai Calonkan Sosok Gubernur Jabar yang Islami dan Nyunda

Sekitar 95 persen penduduk Jabar muslim tuntutan ini bukan lah berlebihan

Kaukus Ormas Islam (KOI) membuat pernyataan sikap terkait kriteria Calon Gubernur (Cagub) Jabar 2024
Foto: Dok Republika
Kaukus Ormas Islam (KOI) membuat pernyataan sikap terkait kriteria Calon Gubernur (Cagub) Jabar 2024

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Sejumlah ormas Islam Tingkat Jawa Barat (Jabar) yang tergabung dalam Kaukus Ormas Islam (KOI) membuat pernyataan sikap terkait kriteria Calon Gubernur (Cagub) Jabar 2024, di Kota Bandung, Jumat (10/5/2024). Acara tersebut, dihadiri puluhan ormas Islam dan perwakilan serta komunitas dan pegiat dakwah.

Menurut Ketua Presidium KOI Jabar, KH Abdullah Abdullah Syuaib, ST MMPd dari Al Irsyad, terbentuknya KOI Jabar ini tidak berpartai atau didukung salah satu partai politik manapun. Tapi, ingin turut serta berkonstribusi dan berperan aktif dalam melahirkan pemimpin Jawa Barat dalam kontestasi Pilkada serentak  yang akan diselenggarakan November 2024 mendatang.

Baca Juga

“Terkait dengan kriteria Calon Gubernur kami tidak melihat partainya tetapi melihat orangnya khususnya visi misi yang sesuai kriteria kami (KOI Jabar) telah disepakati,” ujar KH Abdullah.

Abdullah mengatakan, di Jawa Barat ini mayoritas penduduk atau masyarakatnya umat Islam mayoritas maka sudah sewajarkan jika calon gubernur tersebut seorang muslim. "Sebagaimana kita ketahui bahwa sekitar 95 persen penduduk Jabar muslim tuntutan ini bukanlah berlebihan atau bernuansa sentiment agama, melainkan sebuah kewajaran jika muslim dipimpin seorang muslim juga,” katanya.

Abdullah berharap pemimpin Jawa Barat kedepannya dapat membawa perubahan yang lebih baik lagi dan dapat membawa Jabar semakin maju.

Menurut Presidium KOI Jabar lainnya KH M Roinul Balad, S Sos dari Dewan Dakwah, kriteria yang telah disusun dan dimusyawarahkan secara matang itu, rencananya akan disampaikan juga kepada partai-partai politik yang ada di Jawa Barat. "Kami tentu tidak bermaksud mencampuri urusan partai yang hendak mencalonkan kadernya menjadi Calon Gubernur Jawa Barat namun sebagai masyarakat yang nantinya akan memilih maka kami pun mempunyai kriteria, seperti apa calon pemimpin yang akan kami pilih nantinya,” paparnya.

Menurutnya, nantinya jika ada Calon Gubernur yang sesuai kriteria yang telah diputuskan KOI Jabar maka akan didukung semaksimal mungkin. ”Namun jika nantinya tidak ada yang sesui kriteria maka sebagai masyarakat yang mempunyai hak politik kami akan menyiapkan calon independen. Ini bukan berlebihan, sebab slogan Jabar Juara itu harus dimaknai dan dipraktikkan juara lahir batin dunia akhirat,” katanya.

Sedangkan menurut Ketua DPW Syarikat Islam (SI) Jabar KH Nandang Koswara, kriteria nyunda yang dimaksud adalah sosok yang islami yang menjadikan Al Qur’an dan Sunnah menjadikan spirit dalam membangun Jawa Barat. Selain itu, mencintai budaya tentu sangat boleh tetapi tidak boleh ada kemusyrikan didalamnya. "Sebab sebagaimana yang kita yakini dan pahami bersama bahwa sejak dahulu masyarakat Sunda itu masyarakat agamis yang Islami sehingga budaya pun budaya yang Islami,” katanya.

Sementara itu KH Aidin dari Al Washliyah menambahkan bahwa dengan kriteria nyunda yang berlandaskan ajaran Islam serta menjadikan ajaran dan nilai-nilai keislaman sebagai semangat serta gerak dalam mengelola dan membangun Jawa Barat. Pihaknya berharap, partai bisa mencalonkan calon gubernur yang nyantri dan religi sesuai kultur masyarakat Jabar. 

“Ormas Islam khususnya yang tergabung dalam Kaukus Ormas Islam ini walupun tidak berafiliasi dengan partai dan tidak akan menjadi tim sukses calon gubernur tapi ormas Islam yang mempunyai jutaan anggota dan simpatisan bisa memberikankan arahan atau rekomendasi kepada jamaahnya dalam memilih calon gubernurnya. Saya kira ini salah satu daya tawar dan kekuatan yang bisa kita gerakkan nantinya,” paparnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement