REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengimbau pengelola hotel maupun akomodasi wisata lainnya mulai memanfaatkan daging sapi dari para peternak di Bali. Dengan begitu, kata mereka, pengelola hotel dan restoran tidak tergantung terus dari luar negeri. “Semuanya harus mulai membiasakan memanfaatkan daging sapi lokal sebab saat ini merupakan kesempatan sejak adanya pembatasan impor komoditas itu,” kata Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati di Denpasar, Sabtu (16/2).
Imbauan itu adalah bagian dari upaya memajukan dan meningkatkan citra daging sapi lokal di kalangan wisatawan dari dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Pulau Dewata. “Namun, harus juga disertai dengan peningkatan kualitas oleh para peternak dan semua itu harus mendapatkan perhatian dari pemerintah,” ujarnya.
Menurut dia, memang membutuhkan waktu dan tidak dapat sekejap meningkatkan kualitas. Tetapi, sudah saatnya hotel dan restoran menyajikan makanan dengan bahan daging dari wilayah Bali.
Para turis yang datang ke sini perlahan-lahan juga akan terbiasa dan menerima mengonsumsi produk dalam negeri. Sebab, daging impor sudah dibatasi oleh pemerintah. “Kami contohkan Vietnam, dengan perlahan berhasil membiasakan para wisatawan mengonsumsi buah-buahan dari negara tersebut. Memang butuh waktu cukup lama dan berbagai penelitian, tapi nyatanya berhasil,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Indonesian Food & Beverage Executive Asosiation (IFBEC) DPD Bali Nyoman Gede Suasta mengatakan, hotel berbintang di Bali merupakan pengguna bahan makanan impor tertinggi kedua di Tanah Air. Bahan makanan impor itu, terutama daging sapi dan kambing, serta berbagai minuman dari luar negeri adalah untuk memenuhi selera para wisatawan asing