REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung menghembuskan napas terakhirnya pagi tadi di RS Siloam.
Nasution, besan Feisal Tanjung mengatakan, Feisal meninggal karena penyakit kanker. "Sakit kanker sudah lama. Sudah dua tahun tiga bulan," kata Nasution kepada Republika di kediaman Feisal Tanjung di Jalan Taman Patra XI No.4 Kuningan Jakarta Selatan, Senin (18/2).
Menurutnya, Feisal sudah tiga bulan dirawat di RS Siloam sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Nasution mengatakan Feisal adalah seorang pemimpin yang mengayomi dan melindungi keluarganya.
"Meninggalkan pesan supaya kami baik-baik, rukun, selalu berbakti kepada negara dan bangsa," tambahnya.
Jenazah almarhum Feisal Tanjung akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jaksel, siang ini setelah disemayamkan di rumah duka di kawasan Patra Jasa, Kuningan, Jakarta Selatan.
Semasa hidupnya Feisal Tanjung pernah menjabat Panglima ABRI ke-9 pada kurun waktu 1993-1998. Jenderal TNI (Purn) Feisal Tanjung lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada 17 Juni 1939.
Setelah menjadi Panglima ABRI, Feisal Tanjung semasa hidupnya menjabat sebagai Menkopolhukam selama 14 Maret-21 Mei 1998 pada masa pemerintahan Presiden Soeharto kemudian menduduki jabatan yang sama sejak 21 Mei 1998 hingga 26 Oktober 1999 pada pemerintahan Presiden BJ Habibie.