Selasa 19 Feb 2013 03:55 WIB

Dirut KAI Ancam Tempeleng Seorang Wartawan?

Direktur Utama PT. KAI Ignasius Jonan (kiri) berbicara didampingi Direktur Operasi PT. KAI Bambang Irawan (kanan) dalam konferensi pers di Stasiun Gambir, Jakarta, Kamis (8/12). Keterangan pers tersebut terkait pembangunan rel kereta jalur bandara Soekarno
Foto: Antara Foto
Direktur Utama PT. KAI Ignasius Jonan (kiri) berbicara didampingi Direktur Operasi PT. KAI Bambang Irawan (kanan) dalam konferensi pers di Stasiun Gambir, Jakarta, Kamis (8/12). Keterangan pers tersebut terkait pembangunan rel kereta jalur bandara Soekarno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mulutmu Harimaumu. Itulah kata-kata yang tepat untuk melukiskan apa yang tengah dialami Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignasius Jonan. 

Lantaran ucapannya yang kurang pantas terhadap seorang wartawan media online, orang nomor satu di perusahaan kereta api pelat merah itu menghadapi kecaman dari Forum wartawan Kementerian Perhubungan. 

Berdasarkan transkrip pembicaraan antara Jonan dan wartawan media online yang bersangkutan, terselip pernyataan yang kurang enak didengar. Bahkan, terdengar kurang pantas keluar dari mulut pejabat perusahaan sekelas Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Jonan mengucapkan, "You kalau nulis saya tempeleng". 

Ucapan tersebut dilontarkan Jonan seusai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, PT KAI, dan Pemerintah Kabupaten Bekasi terkait "Rencana Pembangunan Stasiun Baru Telaga Murni, Bekasi" di Gedung Karsa Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (18/2).

"Sejatinya, seorang pejabat publik hendaknya tetap dapat menjaga kewajibannya termasuk dalam memberikan informasi kepada publik yang memang merupakan hak publik/masyarakat," kata Ketua Forwahun Budi Nugraha. 

Diakui Budi, sangat mungkin dalam proses wawancara tersebut, ada perilaku yang menurut nara sumber kurang berkenan dari reporter. Namun, bagaimanapun ucapan tersebut tidak sepantasnya diucapkan seorang pejabat apalagi setingkat Direktur Utama BUMN.

"Bercermin dari peristiwa tersebut, diharapkan kepada semua pihak untuk tetap menjaga martabat dan kehormatan siapapun," imbau Budi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement