Kamis 13 Apr 2023 13:46 WIB

Ini Pernyataan Jonan Ketika Menolak Tegas KA Cepat Jakarta-Bandung

Dengan rute pendek, pembangunan kereta cepat dinilai tidak diperlukan.

Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta , Jumat (31/3/2023). Pemasangan rel Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah rampung, Total sebanyak 304 Km rel telah terpasang yang meliputi jalur ganda seluruh trase KCJB sejauh 142,3 Km, rel di 4 stasiun dan depo Tegalluar. Dengan sudah tersambungnya seluru Jalur KCJB akan membantu percepatan penyelesaian proyek yang sudah memasuki tahap akhir.
Foto: Republika/Prayogi.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta , Jumat (31/3/2023). Pemasangan rel Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah rampung, Total sebanyak 304 Km rel telah terpasang yang meliputi jalur ganda seluruh trase KCJB sejauh 142,3 Km, rel di 4 stasiun dan depo Tegalluar. Dengan sudah tersambungnya seluru Jalur KCJB akan membantu percepatan penyelesaian proyek yang sudah memasuki tahap akhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung masih menuai kontroversi. Hal itu tak lepas dari membengkaknya jumlah anggaran, nilai kompensasi, serta jaminan yang diberikan. 

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pemerintah China sudah sepakat mengenai besaran cost overrun atau pembengkakan biaya sebesar 1,2 miliar dolar AS untuk keberlanjutan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Luhut mengatakan, angka ini sudah sesuai dengan hasil audit yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. 

Baca Juga

Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga menyetujui masa konsesi Kereta Cepat Jakarta Bandung yang dioperasikan oleh Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selama 80 tahun. 

Masa konsesi itu dinilai cukup oleh pemerintah bagi KCIC untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan selama proyek pembangunan.

Menyusul kontroversi ini, warganet pun diramaikan dengan pernyataan-pernyataan eks menhub Jonan pada 2015 silam. Ketika awal rencana Kereta Cepat Jakarta-Bandung diluncurkan, Jonan menilai kereta cepat tak dibutuhkan. Berikut sejumlah pernyataan Jonan.   

Jangan Ada Pembangunan Kereta Cepat di Jawa

Ignasius Jonan ketika menjadi menteri perhubungan pernah meminta agar tidak ada pembangunan kereta cepat di Pulau Jawa. Ia mendorong pembangunan fasilitas KA ke Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua dalam lima tahun ke depan.

"Jangan ada pembangunan kereta cepat di Jawa, walaupun pinjaman luar negeri," ujar Jonan dalam rapat bersama DPR di Jakarta, Rabu (21/1/2015).

 

sumber : Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
  • Kaum mendanh mending dan ajimumpung gak pernah mikir next day , mikirnya punya dulu urusan belakangan ,kemampuan beli daihatsu carry,malah DP toyota velos ,yg penting lebaran keren ,,,
    2 Bulan lalu
  • walaupun belum perlu ada nya KCJB.... yg jelas oknum pejabat nya dapat bagian besar dari proyek kereta cepat Jakarta bandung... makanya menolak keragaman dengan Jepang... yg dikorupsinya kecil
    2 Bulan lalu
  • Konsesi dari 50 thn menjadi 80 tahun membuat tambah panjang keuntungan yang didapat KCIC, pada akhirnya negara dapat bayar hutang + rongsokan keretanya.
    2 Bulan lalu
  • terjadi juga rakyat menjadi korban ambisi infrastruktur ribuan trilyun..
    2 Bulan lalu
  • Org lurus lsg dibuang
    2 Bulan lalu
  • Jebakan Betmen. Jepang nawarin bunga 0,1 persen ditolak Krn alasan mahal.
    2 Bulan lalu
  • Saya bodoh, la orang seperti saya ko bisa dijadikan presiden
    2 Bulan lalu
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement