REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada, Stephen Harper, meluncurkan kantor kebebasan beragama untuk menangani perlindungan dan pembelaan terhadap agama minoritas yang terancam di seluruh dunia.
''Kantor tersebut bertempat di Kementerian Luar Negeri Kanada yang dimanfaatkan untuk melawan kebencian antarumat beragama, intoleransi dan memromosikan pluralisme sebagaimana prioritas kebijakan luar negeri Kanada,'' kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Kanada.
Kanada mengharapkan tempat tersebut menjadi kendaraan negara mempromosikan nilai-nilai kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia dan penegakkan hukum di seluruh dunia.
Harper mencontohkan kaum minoritas itu seperti kaum Muslim Syiah di Irak, Kristen Koptik di Mesir, Bahai di Iran, Ahmadiyah di Pakistan, Kristen dan Falun Gong di China yang mengalami tindakan represif, penjara bahkan pembunuhan.
"Di seluruh dunia, kekerasan beragama tersebar dan meningkat," kata Harper. "Berdasarkan sejarah dan yang telah kita saksikan sehari-hari, pemerintahan yang menekan kehidupan beragama rakyatnya biasanya juga represif terhadap sisi kehidupan lainnya.''
Kantor Kebebasan Beragama yang baru diluncurkan itu mendapatkan alokasi dana lima juta dolar AS beserta lima staf. Mereka akan fokus dalam advokasi, analisis dan pengembangan kebijakan dan program.