REPUBLIKA.CO.ID, BALAI KOTA -- Pemerintah provinsi (pemprov) DKI Jakarta berkomitmen melakukan konservasi cagar budaya di Kota Tua, Jakarta Barat. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bahkan menulis surat ke presiden agar menyerahkan pengelolaan Kota Tua dari pusat kepada pemerintah daerah.
Dia mengatakan penyerahan pengelolaan kepada pemda lebih baik dilakukan daripada 70 persen properti Kota Tua berantakan. Karena Kota Tua yang bagus bisa dimanfaatkan untuk ekonomis.
"Kami dengan bantuan Belanda buat lagi persis sama dengan pertama kali bangunan itu dibangun," ujarnya usai menerima kunjungan Menlu Belanda di Balai Kota, Rabu (20/2).
Dalam pertemuannya Menlu Belanda Frans Timmermans membicarakan beberapa masalah. Misalnya banjir dan pelestarian warisan budaya.
Terkait warisan budaya, dia mengaku melakukan sharing terkait cara melestarikan warisan budaya.
"Bagaimana kalian bisa menggunakan warisan budaya sebagai bonus ekonomi," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, pertemuan tersebut juga membahas transfer ilmu untuk menarik orang lain datang dan melihat warisan budaya yang ada di Jakarta. Kemudian, pembicaraan juga dilakukan menyangkut manajemen dan bagaimana mengembangkan warisan budaya.
Sementara itu, penataan Kota Tua yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta di antaranya membagi pedagang kaki lima (PKL) dengan mengatur sesuai kluster. Dengan begitu tidak semrawut dan dapat menjaga kebersihan kawasan.
Juni mendatang juga diharapkan konsep pencahayaan (iluminasi) di Museum Fatahillah, Kota Tua bisa rampung. Sehingga, akan meningkatkan jumlah pengunjung yang berdampak terhadap perekonomian.