REPUBLIKA.CO.ID, DIYARBAKIR -- Jet tempur Turki membombardir markas gerilyawan Partai Buruh Kurdistan (PKK) di seberang perbatasan Turki dan Irak, Kamis (21/2) waktu setempat.
Jet-jet tempur itu membom 12 sasaran di kawasan Pegunungan Kandil di wilayah otonomi Kurdistan, Irak, kata sumber militer Turkir kepada AFP tanpa menjelaskan berapa jumlah korban dalam serangan tersebut.
Kantor Berita Firat pro-Kurdi melaporkan serangan tersebut ditujukan pada dua desa dan menghancurkan banyak tempat pertanian dan kebun buah.
Serangan itu dilakukan ketika perundingan perdamaian mulai dilakukan antara Ankara dan pemimpin PKK Abdullah Ocalan, yang sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup.
Turki berharap perundingan itu akan menghasilkan gencatan senjata dan mengakhiri pemberontakan Kurdi yang telah berlangsung hampir tiga dasawarsa di wilayah tenggara negara itu.
Bulan lalu, pasukan Turki mengaku membunuh 14 gerilyawan di Kota Hakkari, Turki tenggara. Pembunuhan itu terjadi ketika mereka bersiap-siap menyerang sebuah pos perbatasan. Seorang prajurit Turki juga tewas dalam bentrokan.
Ankara menyatakan gerilyawan menggunakan tempat-tempat persembunyian di Irak utara untuk menyusup ke Turki dan melakukan serangan-serangan hantam-lari terhadap pasukan keamanan.
Badan intelijen Turki memulai lagi pembicaraan dengan pemimpin PKK yang dipenjara, Abdullah Ocalan, akhir tahun lalu. Tujuannya agar Turki bisa melucuti senjata pemberontak yang menggunakan pangkalan-pangkalan di Irak sebagai tempat peluncuran serangan terhadap pasukan keamanan Turki di wilayah tenggara.
Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) yang berkuasa kubu Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan didesak agar mengakhiri konflik Kurdi yang telah berlangsung hampir tiga dasarwarsa.
Ocalan yang menjadi buronan ditangkap di Kenya pada 15 Februari 1999 dalam operasi rahasia Turki setelah ia diasingkan dari Suriah, dimana ia berpangkalan selama satu dasawarsa untuk memimpin PKK dari jauh.
Vonis awal hukuman mati terhadap Ocalan diubah menjadi hukuman penjara seumur hidup di sebuah penjara pulau di lepas pantai Istanbul sejak 2002. Setiap tahun demonstran Kurdi bentrok dengan polisi Turki untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka itu.
Turki, Uni Eropa dan AS menganggap Partai Buruh Kurdistan (PKK) sebagai sebuah organisasi teroris.
Militer Turki melancarkan serangan-serangan udara dan operasi darat terbatas ke Irak utara sejak Agustus 2011 menyusul gelombang serangan gerilyawan PKK, setelah macetnya gencatan senjata sebelumnya.
PKK melancarkan serangan-serangan dari tempat persembunyian mereka di kawasan pegunungan terpencil Irak sebagai bagian dari perang mereka untuk memperoleh hak dan otonomi lebih besar bagi penduduk Kurdi. Lebih dari 40 ribu orang tewas sejak PKK mengangkat senjata pada 1984.