REPUBLIKA.CO.ID, SOLO-- Pemerintah Kota Solo bertekad merevitalisasi Pasar Klewer. Pemkot masih berupaya mencari anggaran pembangunan sentra perdagangan tekstil dan produk tekstil terbesar di Jawa tersebut melalui APBN. Langkah ini terus dilakukan, meski segelintir kalangan mencoba menjegal.
Wali kota Solo Hadi Rudyatmo, tak menanggapi sedikitpun ulah sebuah organisasi yang menamakan diri sebagai Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) yang menolak gagasan Pemkot tersebut.
''Sah-sah saja orang melakukan hal itu. Tiap warga negara berhak mengeluarkan aspirasi. Saya sudah cek ke Kementerian Perdagangan (Kemendag), ternyata tidak ada yang mengatas namakan Ikappi ke sana,” kata Rudy, panggilan wali kota, Jumat (22/2).
Meski ada langkah-langkah untuk menjegal upaya revitalisasi Pasar Klewer, Rudy tetap berupaya mencari dana dari pemerintah pusat. Proses penyusunan Feasibility Studies (FS) dan Detail Engineering Design (DED) sudah selesai. Dalam DED, diperlukan sedikitnya Rp 300 miliar untuk anggaran revitalisasi pasar yang berdampingan dengan Masjid Agung Surakarta (MAS) tersebut.
Terkait belum adanya kesepahaman dengan sejumlah pedagang yang masih menolak rencana revitalisasi, bagi Rudy, hal itu memerlukan sebuah proses. Belum cairnya anggaran dari pemerintah pusat untuk biaya revitalisasi dimanfaatkan oleh pemkot untuk menyatukan kesepahaman dengan pedagang.