REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minimnya pasokan gas ke domestik semakin menambah jumlah impor gas alam cair (LNG) RI. Setelah pemerintah menegaskan akan melakukan impor LNG untuk terminal apung (floating storage regasification unit/FSRU) Lampung, kali ini FSRU Banten juga bakal melakukan tindakan yang sama.
Pasalnya, pada saat beroperasi 2014 nanti, meski pasokan LNG yang dibutuhkan mencapai 3 juta ton per tahun (MTPA), gas dalam negeri hanya bisa menyuplai 0,5 MTPA saja. "Sehingga masih harus impor 2,5 MTPA," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini, Ahad (24/2).
Karenanya, mantan Wakil Menteri ESDM itu mengaku tengah bernegosiasi ulang dengan produsen gas agar alokasi LNG dalam negeri bisa semakin diperbesar. Saat ini dari lapangan Tangguh saja misalnya, dengan pembangunan kilang LNG train 3, pasokan gas untuk dalam negeri yang diberikan saja memang hanya 40 persen.
Sebenarnya, pemerintah sudah menetapkan alokasi LNG untuk setiap FSRU dari 2014 hingga 2023. Khusus, FSRU Banten, terminal apung ini hanya akan mendapat enam kargo LNG pada 2015 nanti, disusul 16 kargo pada 2016, lalu delapan kargo di 2023.
Kebutuhan FSRU penting untuk mendistribusikan gas ke industri dalam negeri. FSRU merupakan cara lain mendistribusikan gas, di mana selama ini baru dilakukan dengan pipa.
Namun sayangnya, di Tanah Air, hingga kini baru ada satu FSRU saja yakni FSRU Jawa Barat milik Nusantara Regas. Di 2014 nanti, pemerintah menargetkan bakal ada tiga FSRU baru, diantaranya FSRU Banten, FSRU Lampung milik PT Perusahaan Gas Negara (Pesero) Tbk dan FSRU Jawa Tengah milik PT Pertamina (Persero).
SKK Migas juga percaya FSRU Banten bakal kelar lebih cepat dari target awal. Dibandingkan FSRU Lampung dan Jawa Tengah, pembangunan FSRU yang dilakukan swasta nasional ini diperkirakan bakal kelar lebih cepat.
Pasalnya, pembangunan FSRU Banten lebih mudah dibanding yang lainnya. "Berbeda dengan fasilitas lain, FSRU ini tidak dilengkapi alat regasifikasi," ujar Rudi.
Di mana, FSRU nantinya hanya akan dilengkapi kapal guna menampung LNG. Setelahnya LNG akan didistribusikan dengan tabung melalui angkutan darat seperti truk lalu diregasifikasi di pabrik penerima LNG.
Sebelumnya FSRU Lampung bakal mengimpor LNG hingga 1 MTPA. Impor dilakukan setahun setelah beroperasi, tepat 2015 nanti.