REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sebanyak 62 persen sampah di Kota Depok tidak dapat diangkut oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok, Rahmat Hidayat mengungkapkan, "Sampah di Depok terangkut 28 persen, diolah di UPS 10 persen, berarti 38 persen cakupan layanannya. Berarti kan ada 62 persen nggak kemana mana," katanya, Senin (25/2).
Menurutnya, Kota Depok hanya memiliki 67 unit truk pengangkut sampah yang dapat mengangkut 1200 meter kubik sampah. Artinya, sekitar 28 persen saja yang terangkut dari 4500 meter kubik produksi sampah warga Depok.
Selebihnya, sampah-sampah tersebut hanya diangkut menggunakan gerobak dan diolah di Unit Pengolahan Sampah (UPS). "Makanya banyak sampah yang masih meluber di jalan. Harus kita akuin itu, kapasitas pelayanan kita kurang," katanya.
Sementara itu, jumlah UPS yang beroperasi di Depok sekitar 21 unit dari 45 unit yang ada. Hal ini menurutnya disebabkan lantaran sejumlah UPS tersebut masih dalam tahap persiapan sarana.
Ia menambahkan, selain UPS, Depok juga telah memiliki sekitar 160 Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Rahmat juga mengaku tidak maksimalnya pelayanan pengangkutan sampah lantaran terbatasnya kapasitas TPA Cipayung.
"Ada keterbatasan TPA. Kalau semua kita angkut ke TPA sama saja berarti ingin mempercepat umur TPA. Frame kita itu harusnya mengurangi jumlah sampah ke TPA, bukan menambah," jelasnya.
Untuk mengurangi jumlah sampah yang ada, saat ini pihaknya mengaku sedang fokus dalam program pemilahan sampah di rumah tangga dengan membangun bank sampah dan melaksanakan program Depok memilah.