REPUBLIKA.CO.ID,BENGKULU--Sejumlah guru bersertifikasi di Bengkulu mengeluhkan pemotongan tunjangan sertifikasi yang diduga antara dua hingga tiga bulan selama tahun ajaran 2012.
"Setahu saya, penyebab utama adanya penyunatan itu karena ketika rekonsiliasi antara Kemenkeu, Kemendibud dan dinas pendidikan di daerah memang tidak membawa data apapun," ujar Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bengkulu Prof DR Sudarwan Danim, Selasa.
Ia mengemukakan hal itu menanggapi keluhan sejumlah guru. "Pada pembayaran triwulan pertama cukup, namun pembayaran triwulan kedua dan ketiga pembayarannya berkurang dan pada triwulan ke empat dibayar semua," kata seorang guru setifikasi yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Menurut guru itu, tunjangan sertifikasi itu adalah hasil jerih payah menciptakan generasi muda dan mengenal lelah, namun sangat tega tidak dicairkan dan hingga saat ini tidak ada tindak lanjutnya.
"Kami memperkirakan kalau dana dari pemerintah tidak mungkin bisa berkurang pada pertengahan tahun, hal itu akan terjadi secara merata dari triwulayan awal hingga akhir," ujarnya.
Namun dugaan sementara dana itu hilang di jalan tanpa bukti otentik untuk mengusutnya secara hukum, sedangkan masing-masing guru tidak merelakan haknya itu diambil atau disunat.
Terkait hal itu, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bengkulu Prof DR Sudarwan Danim mengaku tidak tahu persis karena informasi soal penyunatan itu sangat terbatas.
Tentang dugaan dana itu disunat sangat mungkin adanya dan kalau mungkin hal itu benar terjadi penegak hukum harus sigap, terlepas dari penyebab kekurangan itu perbuatan itu adalah tindakan zalim kepada guru.
Hingga saat ini, layanan pemerintah, khususnya dinas pendidikan kepada guru masih sangat buruk, mereka hanya bisa mengancam guru dalam hal jam kurang mengajar, mutasi seenaknya hingga menghambat pelayanan kenaikan pangkat, cara-cara semacam ini harus dihentikan.