Rabu 27 Feb 2013 14:47 WIB

Menelusuri Perjalanan Bisnis Khadijah (2)

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Heri Ruslan
Gurun pasir (ilustrasi)
Foto: .free-extras.
Gurun pasir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Bertemu Muhammad

Buku “Khadijah: The True Love Story of Muhammad" mengkisahkan awal mula pertemuan Khadijah dan Rasulullah dalam urusan bisnis. Saat itu Rasulullah belum diutus sebagai seorang nabi dan Rasul.

Suatu hari, sang ratu bisnis mendengar kabar tentang pemuda yang sangat terpercaya di kalangan Arab, dialah Rasulullah Muhammad. Tertarik menjadikan pemuda itu karyawannya, Khadijah pun memanggilnya.

“Saya memanggil Anda berdasarkan apa yang kudengar dari orang-orang tentang perkataan Anda yang jujur, integritas Anda yang terpercaya, dan akhlak Anda yang mulia. Saya memilih Anda untuk menangani urusan-urusan perdagangan dan akan saya bayar Anda dua kali lipat dari apa yang biasa kuberikan kepada selain Anda," ujar Khadijah kepada Rasulullah. Nabiyullah Muhammad pun menerima tawaran Khadijah tersebut dengan senang hati.

Khadijah pun mengirim Rasulullah sebagai pemimpin kafilah dagang ke negeri Syam. Seorang budak kepercayaan Khadijah bernama Maysarah pun ikut serta dalam kafilah tersebut. Dalam perjalanan tersebut, seorang rahib Yahudi yang dikenal memiliki wawasan agama yang luas, Nestora bertanya pada Maysarah, siapa gerangan pemimpin kafilah dagang yang ia ikut serta didalamnya.

Maysarah pun mengabarkan tentang reputasi Rasulullah yang dikenal jujur dan cerdas. Nestora kemudian mengatakan bahwa orang tersebut merupakan bakal nabi yang diutus Allah.

Segala pengalaman Maysarah dalam mengikuti kafilah dagang Rasulullah pun dikabarkan kepada Khadijah. Maysarah bahkan mengatakan melihat dua malaikat membawa awan diatas kepala nabi untuk melindunginya dari terik matahari. Khadijah pun mulai terpesona dengan pribadi Rasulullah. Apalagi setelah mengetahui hasil perdagangan sang Al-Amin.

Bisnis Khadijah di negeri Syam semakin besar, laba yang dihasilkan meningkat tajam. Keputusan Khadijah memilih Muhammad sebagai tangan kanan bisnisnya menjadi keputusan tepat. Ia pun terus bermitra dengan Rasulullah dalam menjalankan bisnis tersebut. (bersambung)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement