Rabu 27 Feb 2013 17:42 WIB

Anies Baswedan Ditunjuk Jadi Ketua Komite Etik

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Heri Ruslan
Paramadina University President Anies Baswedan says that Indonesia can learn much from US Prrsidential Debate, including how a leader must ot confuse audience. (file photo)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Paramadina University President Anies Baswedan says that Indonesia can learn much from US Prrsidential Debate, including how a leader must ot confuse audience. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Komite Etik menggelar rapat perdana terkait penyusunan agenda pemeriksaan terkait mencari pelaku pembocoran draf surat perintah penyidikan (Sprindik) atas nama Anas Urbaningrum.

Dalam rapat perdana tersebut, Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan telah ditunjuk sebagai ketua Komite Etik.

"Pertama tentang pembentukan semacam ketua pimpinan dalam Komite Etik. Jadi disepakati Anies Baswedan jadi ketua Komite Etik," kata Anies Baswedan yang ditemui di KPK, Jakarta, Rabu (27/2).

Anies menambahkan dalam pertemuan sekitar enam tersebut dihadiri oleh lima orang anggota Komite Etik. Salah satu hasilnya dengan menunjuk dirinya sebagai ketua Komite Etik dan mantan pimpinan KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean sebagai Wakil Ketua Komite Etik.

Selain itu, agenda kegiatan Komite Etik juga sudah disusun agar cepat menemukan hasilnya. Kemudian ada juga item-item kerja yang akan dilakukan Komite Etik serta menyusun dan mendengarkan laporan dari Pengawas Internal.

Dalam pertemuan tadi, lanjutnya, Komite Etik juga sudah mendengarkan laporan dari Pengawas Internal terkait hasil investigasi yang sudah dilakukan. Tujuannya untuk memberikan informasi kepada para anggota Komite Etik secara lengkap.

"Jadi hari ini kita posisinya mengetahui konstruksi secara lengkap. Karena tujuan kita adalah untuk mengetahui atau menginvestigasi bocornya sprindik yang menyangkut nama Anas Urbaningrum," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement