Kamis 28 Feb 2013 06:45 WIB

Anas Bersedia Jadi Saksi Soal Ibas Terkait Hambalang

Ketua umum partai demokrat Anas Urbaningrum (kanan) dan Sekjen partai demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono (kiri) menunjukkan nomor tujuh saat pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (14/1).
Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo
Ketua umum partai demokrat Anas Urbaningrum (kanan) dan Sekjen partai demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono (kiri) menunjukkan nomor tujuh saat pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2014 di Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Senin (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Anas Urbaningrum menyatakan siap untuk memberikan kesaksian soal Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang menerima aliran dana Hambalang. Meski pun dia tetap menyatakan kalau Menkumham Amir Syamsuddin paling tahu mengenai informasi ini seperti disampaikan M Nazaruddin. 

"Saya jadi tersangka saja siap, apalagi cuma keterangan. Karena siapa saja memang punya kewajiban memberikan keterangan," kata Anas kepada Republika di kediamannya di Jakarta, Kamis (28/2) dini hari.

Yang penting, ujar dia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap bekerja untuk menyelesaikan kasus tersebut. Kalau ternyata membutuhkan keterangan atau data, KPK bisa meminta keterangan siapa saja yang dikehendakinya. 

"Saran saya, yang tahu persis itu Amir Syamdudin," papar mantan ketua umum PB HMI tersebut.

Sebelumnya, Amir membantah mengetahui adanya laporan dari Nazarudin terkait aliran dana Hambalang ke Ibas. Menurutnya, tak ada kegiatan yang menyebutkan kalau Nazaruddin mengungkapkan aliran dana korupsi Hambalang, termasuk ke Ibas. 

"Tak ada membicarakan aliran dana. Karena banyak sekali ucapan Nazaruddin saat dia di lndonesia di Tanah Air mau pun luar negeri yang tidak bisa dipercaya," kata Amir. 

Terkait hal ini, mantan ketua umum Partai Demokrat tersebut menilai kalau bisa saja pertanyaan yang diajukan ke Amir belum pas. Sehingga, dia belum paham betul konteks yang dimaksud. 

Anas memaparkan konteks yang ia maksud. Yaitu, kalau Amir ditugaskan oleh ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk memeriksa atau meminta keterangan Nazarudin. 

Menurutnya, di dalam proses permintaan keterangan ada informasi penting yang disampaikan Nazarudin selaku mantan bendahara umum Demokrat. Karenanya, ia pastikan kalau Amir tahu persis informasi yang disampaikan itu. 

"Pak Amir tahu persis. Diakui atau tidak, dibantah atau tidak. Itu hasil pemeriksaan Pak Amir yang dilaporkan kepada ketua dewan kehormatan dan disampaikan ke saya selaku ketua umum dan wakil dewan kehormatan," papar dia.

Anas mengaku tahu mengenai informasi tersebut. Hanya saja, hanya berupa intisari, tidak secara mendetil. Sementara rinciannya sepenuhnya diketahui Amir.

"Pemain utama itu lebih utama. Pemain utama lebih afdol. Ibarat timnas, itu harus pemain utama. Kalau cadangan, kalah terus," tutur dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement