REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN---Rusia mengatakan putaran pertama perundingan Iran dengan Kelompok 5+1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman) di Alma Ata, Kazakhstan, bermanfaat.
Wakil Menlu Rusia Sergey Ryabkov mengatakan, Iran dan G5+1 (Rusia, Cina, Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat ditambah Jerman) mengadakan pertemuan bermanfaat pada hari pertama pembicaraan di Alma Ata pada Selasa.
Ryabkov, yang memimpin delegasi Rusia untuk pembicaraan Almaty, mengumumkan bahwa delegasi Rusia dan Iran juga mengadakan pertemuan bilateral pada Selasa.
Sekretaris Dewan Keamanan Tertinggi Nasional (SNSC) Saeed Jalili memimpin delegasi Republik Islam dalam perundingan itu.
Para perwakilan G5+1 dipimpin oleh kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton. Sementara itu Sekjen PBB Ban Ki-moon mengharapkan Iran hendaknya memperjelas sifat program nuklirnya.
Ban mengatakan tanggung jawab Iran adalah tetap untuk mendapatkan kepercayaan diri dan kepercayaan dari masyarakat internasional, kata pernyataan, yang dibacakan dari pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi dan disiarkan di laman PBB, seperti dikutip Kantor Berita RIA Novosti.
Pembicaraan antara Iran dan enam negara tentang program nuklir Republik Islam di Almaty, Kazakhstan, berakhir tanpa kesepakatan Rabu, namun kedua pihak berjanji untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut dalam beberapa pekan mendatang.
Negara-negara Barat menuduh Iran berupaya membangun senjata atom, namun Teheran menegaskan program nuklirnya memiliki tujuan damai.
Teheran mengecam tekanan internasional sebagai campur tangan yang tidak dapat diterima dalam urusan kedaulatannya.