REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Mantan pebasket flamboyan NBA Dennis Rodman seolah menjadi tokoh penting AS ketika bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un dan berjanji untuk menjadi "sahabat sejati" pemimpin muda itu saat mereka melakukan pertandingan persahabatan basket di Pyongyang, Kamis (1/3).
Rodman, mantan bintang Chicago Bulls yang pernah berpacaran dengan penyanyi Madonna itu, terlihat sangat akrab dengan Kim saat mereka duduk berdampingan di stadion yang dipenuhi puluhan ribu penonton itu saat menyaksikan pertandingan "diplomatik" yang berakhir imbang 110-110.
"Anda mempunyai seorang sahabat sejati," kata Rodman kepada Kim saat menyampaikan sambutan.
Kunjungan Rodman ke Korea Utara diselenggarakan oleh perusahaan media VICE yang berkantor di New York.
Dalam pertemuan tersebut, Rodman yang memakai kaca mata hitam dan topi bisbol terlihat sangat akrab dengan Kim yang menggunakan baju khas Mao berhiaskan pin dengan foto ayahnya Kim Jong-Ill dan kakeknya Kim Il-Sung.
Kedua tokoh utama tersebut kemudian berfoto bersama sambil bersenda gurau saat resepsi yang digelar Kim. Kali ini Rodman tampak mengenakan syal warna merah muda dan menikmati minuman martini.
Akses yang diperoleh Rodman untuk bertemu Kim yang mengambil alih pimpinan tertinggi di Korea Utara sejak Kim Jong-Il meninggalkan pada Desember 2011 lalu, memang mencengangkan banyak pengamat.
Padahal, delegasi yang sebelumnya berkunjung ke Korea Utara, termasuk pimpinan Google Eric Schmidt dan Bill Richardson, mantan duta besar AS untuk PBB, tidak pernah bisa mendapat akses.
Kunjungan Rodman bertepatan dengan maraknya perdebatan di PBB, yaitu mencari jalan bagaimana menghukum Korea Utara yang melakukan uji coba nuklir pada 12 Februari lalu, sehingga memicu kemarahan internasional.
Sementara itu pihak Kementrian Luar Negeri AS menegaskan bahwa Washington tidak ingin berkomentar soal kunjungan Rodman.
"Kami tidak mengetahui secara rinci mengenai kunjungan itu. Kami memang tidak berkomunikasi dengan dia (Rodman) sebelumnya. Kami tidak dalam posisi untuk berkomentar," kata Patrick Ventrell, juru bicara kementerian itu.