REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Sebuah bom mobil meledak di luar sebuah masjid di Kota Karachi, Pakistan, Ahad (3/3). Akibat pengeboman sedikitnya 37 orang tewas dan 141 orang luka-luka.
Bom meledak di luar sebuah masjid Syiah saat para jamaah selesai shalat malam, dan hendak meninggalan masjid. Daerah itu memang menjadi lingkungan Musim Syiah.
Pejabat tinggi kepolisian Pakistan Shabbir Sheikh mengatakan bahwa sekitar 100 kilogram (220 pon) bahan peledak ditanam di dalam mobil. Seorang pejabat Kolonel Ahmad Pervez, dengan pasukan paramiliter Pakistan yang disebut Rangers mengatakan bahan kimia yang digunakan dalam ledakan terbakar dan menyebar kemudian menghancurkan daerah lokasi ledakan.
Ledakan itu meninggalkan sebuah lubang selebar dua meter dan kedalaman lebih dari satu meter. Beberapa bangunan di dekatnya juga dilalap api. Pria dan wanita menangis, sedangkan ambulans bergegas mencari korban terkubur di puing-puing bangunan yang runtuh.
"Saya berada di rumah ketika mendengar ledakan besar. Ketika saya keluar, saya melihat ada debu di sekitar di jalan-jalan, dan melihat api," kata warga sekaligus saksi mata Syed Ali Irfat.
Saksi mata lainnya, Mariam Bibi ketika mendengar ledakan, dirinya sedang menonton televisi. "Rumah saya bergetar. Saya berpikir kiamat," ujar Bibi. Dia juga menjadi saksi orang-orang yang terbakar lalu meninggal, dan menangis karena penuh dengan luka.
Pejabat senior Kota, Hashim Raza mengatakan setidaknya 45 orang tewas dan 149 orang luka-luka akibat ledakan itu. Tapi menurut pejabat tinggi pemerintah Taha Farooqi, sedikitnya 37 orang dikonfirmasi tewas, dan 141 lainnya luka.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu. Tapi Pakistan curiga pengeboman itu dilakukan oleh kelompok Suni yang paling terkemuka,yaitu Alqaidah yang berhubungan dengan Lashkar-e-Jhangvi (LeJ). Selama ini, mereka telah memperluas serangan terhadap Syiah. Mereka percaya Syiah bukanlah Muslim.
“Dengan (memiliki) ratusan anggota garis keras, LeJ bertujuan untuk memicu kekerasan sebagai langkah menuju teokrasi,” kata pejabat intelejen Pakistan.
Pejabat itu juga mengatakan mereka bertujuan untuk menyalakan api kekerasan antara Suni-Syiah agar terjadi perang sipil seperti Irak.