Selasa 05 Mar 2013 19:14 WIB

Kabupaten Bandung Endemis TBC

Rep: Ghalih Huriarto/ Red: Dewi Mardiani
Tuberkulosis
Tuberkulosis

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Ancaman penyakit tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Bandung mengkhawatirkan. Pasalnya Kabupaten Bandung termasuk wilayah endemis TBC. Upaya penanganan TBC di Kabupaten Bandung dinilai masih kurang. Program preventif untuk mengantisipasi penyakit tersebut perlu dilakukan secara masif dengan melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat.

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Riantini, mengatakan penyakit TBC dapat diketahui dari pengidap Basil Tanpa Asam (BTA). Pada 2012 lalu pengidap BTA positif mencapai 3.446 orang, dengan penderita TBC mencapai 2.892 orang.

Dari jumlah tersebut, 2.653 orang di antaranya sudah dinyatakan sembuh. "Dari dari angka kesakitan 91,7 persen, kami menargetkan kesembuhan penderita TBC ini sebesar 85 persen, sehingga kami terus berusaha untuk menurunkannya," ujarnya, Selasa (5/3).

Riantini mengatakan, jika melihat angka prevalensi kesakitan TBC di Kabupaten Bandung terbilang cukup tinggi. Angka prevalensinya mencapai 235 orang per 100 ribu orang. Di Jawa Barat prevalensi kesakitannya 224 orang per 100 ribu orang, dan secara Nasional adalah 107 orang per 100 ribu orang. "Dari data tersebut, bisa dikatakan bahwa Kabupaten Bandung sebagai daerah endemis TBC," kata dia.

Menurutnya, banyak penyebab munculnya penyakit TBC. Penyebabnya adalah kondisi lingkungan permukiman yang kurang sehat. Apalagi di kawasan permukiman padat penduduk dengan syarat rumah sehat tidak terpenuhi. "Di pemukiman padat penduduk dan kumuh biasanya kondisi lingkungan tidak sehat. Pencahayaan atau sinar matahari sulit masuk ke dalam ruangan. Padahal, bakteri penyebab TBC ini akan mati jika terkena sinar matahari," ujar dia.

Riantini mengatakan, bagi masyarakat yang telah dinyatakan positif menderita TBC, harus menjalani terapi selama enam bulan berturut-turut. Karena jika terputus-putus, justru bisa menimbulkan multiple drugs resistensi (MDR). "Kalau sudah resisten, justru resiko kematiannya semakin tinggi. Hal yang patut diwaspadai adalah penularan kepada orang-orang di sekitarnya."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement