REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kementerian Perhubungan Israel bakal mengoperasikan sejumlah bus khusus orang Palestina di Tepi Barat pada 4 Maret ini. Sejumlah aktivis menyebutnya sebagai aksi rasial.
Jalur bus yang dioperasikan perusahaan bus Afikim itu melayani warga Palestina dari pos pemeriksaan di Tepi Barat ke Gush Dan. Sebagian besar penggunanya dari daerah Judea dan Samaria yang merupakan kawasan di wilayah pendudukan Tepi Barat.
"Jalur baru itu akan mengurangi beban yang telah terjadi di bus-bus sebagai akibat dari peningkatan jumlah izin kerja yang diberikan kepada warga Palestina," ujar juru bicara Kementerian Perhubungan Israel yang dikutip harian Israel, Haaretz, kemarin.
Klaimnya dalam iklan yang beredar di pedesaan, keberadaan bus-bus tersebut ditujukan untuk perbaikan pelayanan demi kebaikan warga Israel dan Palestina. Untuk memastikan pemeriksaan dokumen, mulai minggu depan akan ada pemeriksaan dan warga Palestina akan diminta untuk naik bus-bus mereka sendiri.
Kementerian Transportasi pun tidak diperbolehkan mencegah penumpang menggunakan layanan transportasi umum. Sejumlah kelompok hak asasi manusia mengecam langkah tersebut dan menyebutnya rasis. "Ini jelas rasisme. Rencana ini tidak bisa dibenarkan atas landasan klaim keamanan atau keluhan bahwa bus terlalu penuh," ujar direktur kelompok HAM B'Tselem, Jessica Montell.
Kelompok-kelompok HAM juga mengkhawatirkan tindakan kepolisian Israel di pos-pos pemeriksaan Tepi Barat akan memaksa penumpang Palestina turun dari bus reguler dan memaksa mereka menumpang bus khusus tersebut.