REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Oposisi Suriah menculik sekitar 20 pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Dataran Tinggi Golan.
Penangkapan itu diumumkan dalam video yang diposting di internet. Oposisi mengidentifikasi mereka dari ‘Martir Yarmouk’. Dikutip dari BBC, Kamis (7/3), video itu menunjukkan laki-laki yang mengaku sebagai oposisi Suriah berdiri di samping kendaraan dengan huruf ‘UN’.
Mereka menuduh pasukan penjaga perdamaian PBB (UNDOF) bekerja sama dengan pasukan presiden Suriah Bashar al-Assad untuk memukul mundur oposisi keluar dari Jamla, yaitu wilayah yang menjadi tempat pertempuran Ahad (3/3) kemarin.
Oposisi menculik pasukan UNDOF supaya tentara Assad berhenti menyerang mereka, dan pasukannya mundur dari desa yang sudah dikuasai oposisi. "Jika penarikan tidak dilakukan dalam waktu 24 jam, kami akan memperlakukan mereka sebagai tahanan," kata pria itu.
PBB membenarkan penculikan itu, Rabu (6/3). PBB mengatakan, pasukan itu ditugaskan untuk memantau gencatan senjata antara Suriah dan Israel. ‘’UNDOF sedang melakukan misi rutin ketika mereka berhenti di dekat sebuah pos,’’ kata wakil juru bicara PBB Eduardo del Buey.
Pos itu, lanjut del Buey, mengalami kerusakan dan dievakuasi selama pekan lalu menyusul pertempuran berat di dekat di Al Jamla. Tapi del Buey tidak memberikan rincian lebih lanjut. PBB menambahkan, sekitar 30 orang oposisi yang menculik pasukan UNDOF. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk penculikan pasukan UNDOF, dan menuntut mereka segera dibebaskan.