REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Nasikh Nashrullah
Kesalehan pribadi tersebut mendorong terrealisasinya kesalehan kolektif. Ini bisa meliputi keluarga, tetangga, dan tak terkecuali publik figur. Baik artis ataupun pejabat.
Kedua kalangan yang terakhir ini, memiliki tingkat penekanan yang lebih. Bagaimanapun, mereka menjadi sorotan dan teladan masyarakat.
Bagian terkecil dari masyarakat namun paling krusial, imbuh al-Ahdal, ialah keluarga. Membentengi diri dari narkoba, mesti diawali dari keluarga. Penting menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif.
Kerjasama dan kekompakan kedua orang tua membentuk pribadi anak berkarakter. Pendidikan agama adalah nutrisi yang paling berbobot untuk membentengi pengaruh negatif dunia luar.
Memang, mengutip pendapat Syekh Sayyid Muhammad Quthub dalam Manhaj at-Tarbiyyah al-Islamiyyah, proses pembentukan generasi Islami tersebut tidak mudah. Butuh proses dan kesabaran. Metode yang digunakan pun mesti tepat.
Sesuai dengan tabiat dan kebutuhan sang anak. Tidak terlalu keras ataupun lembek saat mendidik buah hati. Dan, yang terpenting dari proses pendidikan tersebut ialah keteladanan kedua orangtua. “Anak akan lebih tersentuh dengan tindak-tanduk orangtua,”kata Sayyid Quthub.
Komunitas masyarakat yang tak kalah penting, sebut Al-Ahdal, ialah pemerintah. Negara, dalam hal ini mempunyai tanggungjawab mendasar untuk melindungi rakyatnya dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
Lembaga negara terkait berkewajiban melindungi masyarakat agar terhindar dari masalah ini.
Dalam konteks Indonesia, sinergi antarkementerian akan memaksimalkan upaya penyelematan anak bangsa dari penggerogotan narkotika. Salah satu upaya riil yang bisa dilakukan pemerintah ialah melalui regulasi yang ketat dan penegakan hukum.
Di penghujung makalahnya, Al-Ahdal menggarisbawahi urgensi optimalisasi peran media. Media hendaknya ikut berkonstribusi memberikan edukasi kepada masyarakat akan risiko dan dampak narkotika.
Bukan malah sebaliknya. Tayangan-tayangan yang disuguhkan justru disinyalir menyumbang pada dekandensi moral remaja.
Soal hedonisme, gaya hidup konsumtif, dan pergaulan bebas yang terlepas dari norma-norma kerap dipertontonkan dan menjadi konsumsi sehari-hari. “Jangan sampai media memperburuk kondisi umat,” jelas Al-Ahdal mengingatkan.
n