Ahad 10 Mar 2013 16:17 WIB

Pengamat: TNI Kian Dianaktirikan Negara

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Heri Ruslan
Pembakaran Polres OKU
Foto: ist
Pembakaran Polres OKU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Pengamat kepolisian pada Universitas Indonesia (UI) Profesor Bambang W Umar, mengatakan, masyarakat sebenarnya sudah paham ada kompetisi dalam hubungan Polri-TNI.

Meski sering ditutupi, kata Bambang, rentetan pertikaian Polri-TNI yang terendus masyarakat membuat kompetisi itu semakin tak dapat dipungkiri.

 

“Ini sudah jadi rahasia umum. TNI cemburu pada Polri. Masalah yang sebenarnya kecil, tapi karena dibumbui rasa cemburu yang klimaks mejadi besar,” kata dia pada Republika Ahad (10/2).

 

Menurut Bambang, TNI akan berubah sangat sensitif bila berurusan dengan orang-orang yang diketahui berasal dari kops baju cokelat.

''Wajar TNI merasa cemburu pada Polri,'' tutur Bambang. Menurutnya, kecemburuan itu bermula dari tidak intensifnya lagi keterlibatan TNI dalam menopang keamanan dalam negeri Indonesia.

 

Menurutnya, sejak lonceng era reformasi berdentang, saat itulah TNI kehilangan porsinya dalam menggalang tugas pengamanan Negara.

 

“Sekarang apa-apa soal kemananan polisi yang ditugaskan. Sampai penanganan teroris saja polisi yang tangani. Tentu saja TNI yang merasa punya kekuatan seperti tidak dihargai,” kata dia.

 

Minimnya peran TNI di masa kini, menurut dia,  berbanding terbalik dengan masa-masa sebelumnya. Hal ini pun berdampak pada perputaran uang yang melingkari institusi TNI.

 

Sejak Orde Baru tumbang, kata dia, polisi-polisi kaya semakin bermunculan. Bambang pun berkesimpulan, kekayaan dan peran kuat yang Polri miliki semakin membuat hati militer Indonesia tersayat.

Selain itu, masih menurutnya, lagak pamer yang kerap diperlihatkan polisi-polisi kaya ini pun berdampak pada hubungan TNI kepada Polri.

Bambang menilai TNI kian dianaktirikan oleh Negara. “Sudah segenap tenaga membangun kekuatan tapi seolah tak dimanfaatkan. Kesejahteraan juga kurang diperhatikan oleh pemerintah. Tak heran mereka menyasar kemarahan pada polisi yang sama-sama bertugas mengamankan negara  tapi nasibnya lebih diperhatikan,” kata dia.

 

Maka dari itu, dia meminta kepada pemerintah agar segera memperhatikan serius poin kecemburuan dari setiap bentrokan Polri-TNI. Menurutnya, bila pemerintah tak dapat menyelesaikan hal ini, maka keributan Polri-TNI akan terus terulang .

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement