REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Jordi Roura mendapat pelajaran berharga dari tiga kekalahan menyakitkan Barcelona dalam dua pekan ini. Pelatih sementara Barcelona itu sadar bahwa tim-tim kuat di Eropa telah memahami permainan ultra-ofensif raksasa Katalan.
Episode kekalahan menyakitkan Barcelona dimulai dalam laga kontra AC Milan pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Sebelum laga, Roura mengatakan timnya tak mengenal filosofi sepak bola bertahan.
Strategi itu pun berjalan mulus karena pasukan Blaugrana mampu mengendalikan 65 persen penguasaan bola. Tapi, Roura harus menelan pil pahit karena gawangnya bobol dua kali lewat serangan balik cepat lawan.
Hal serupa terulang ketika Barcelona meladeni Real Madrid di La Liga dan Copa del Rey. Lionel Messi dan kawan-kawan berhasil menguasai 60 persen lebih penguasaan bola, tapi kalah dua kali dalam sepekan. Lagi-lagi, gawang Barcelona jebol oleh serangan cepat lawan.
Kembali menghadapi Milan di leg kedua pada Selasa (12/3), Roura sadar harus merevolusi pendekatan permainan. Ia harus menurunkan ego tim untuk tidak menyerang membabi buta. Sebaliknya, tim harus mengatur tempo untuk bertahan.
"Logikanya, kami harus menyerang. Tapi, kami tak boleh terburu-buru mengejar defisit (agregat). Kami harus menemukan keseimbangan yang tepat," katanya seperti dilansir laman resmi klub.
Keseimbangan yang dimaksud Roura bisa jadi adalah bermain sedikit lebih ke belakang untuk memancing pemain lawan keluar dari area pertahanannya. Berkaca dari laga di San Siro, Barcelona kesulitan menembus kotak penalti Milan yang dijaga pengawalan berlapis. Saat itu, Barca bahkan tak mampu menciptakan peluang-peluang berbahaya ke gawang Milan.
Solusinya, lanjut Roura, Barcelona harus ikut memeragakan permainan cepat yang dimainkan tim lawan. Barcelona harus menemukan ruang dan celah yang cukup untuk memaksimalkan kecepatan yang dimiliki para penyerangnya seperti Messi dan Iniesta.
"Semakin cepat kami memainkan bola, semakin banyak peluang yang kami ciptakan saat menyerang," kata asisten pelatih Tito Vilanova ini.
Dengan permainan cepat, Roura bisa berharap pada Messi yang tengah panas. Pemain berjuluk La Pulga ini baru saja memecahkan rekor Teodor Pewterek yang mampu mencetak gol dalam 16 pertandingan beruntun di La Liga Spanyol pada 1938.
Messi mencetak gol dalam 17 laga berturut-turut ketika menceploskan sebiji gol ke gawang Deportivo La Coruna akhir pekan lalu.
Roura juga bisa sedikit tersenyum dengan performa barisan belakangnya. Clean-sheet dalam kemenangan 2-0 atas Deportivo La Coruna mengakhiri rentetan 13 pertandingan selalu kebobolan sejak Januari lalu.
Skuat Blaugrana juga mendapat kabar gembira dengan pulihnya Xavi Hernandez setelah dibelit cedera paha pada laga Copa Del Rey kontra Madrid.