REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menginginkan agar India dapat membagi pengalaman dan kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pengentasan masyarakat dari kemiskinan.
"India telah memiliki pengalaman pertumbuhan yang luas dan berharga, dan saya sangat ingin mempelajari kesuksesannya sehingga mereka dapat membagi pelajaran dengan negara lain," kata Jim Yong Kim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (11/3).
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengemukakan hal itu ketika melakukan kunjungan ke India, mulai Senin hingga Rabu (13/3). Menurut Jim, ia juga sangat berharap dapat menemukan kesempatan untuk menemukan apa yang bisa dilakukan Grup Bank Dunia untuk bekerja sama dengan India, antara lain, dalam mengakhiri kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan yang merata di negara tersebut.
Saat di India, Kim akan membahas inisiatif utama India untuk mendorong pertumbuhan dalam pertemuan dengan pemimpin pemerintahan, sektor swasta, dan lembaga masyarakat sipil.
Presiden Bank Dunia akan bertemu Perdana Menteri India Manmohan Singh dan Menteri Keuangan P. Chidambaram di New Delhi.Kunjungan Kim itu dilakukan ketika India dalam masa mengalami urbanisasi yang pesat dengan sebanyak 10 juta warga India pindah setiap tahun dari perdesaan ke kota-kota.
"Perubahan bersejarah India menyediakan kesempatan yang besar untuk mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan, tetapi juga membuatnya menghadapi tantangan besar dalam menyediakan lapangan kerja, perumahan, dan layanan dasar bagi warga," kata Kim.
Sebagaimana diketahui, India merupakan klien terbesar bagi Grup Bank Dunia. Dalam periode jangka waktu antara 2009 dan 2013, Grup Bank Dunia telah memberikan pinjaman hingga mencapai sekitar 25,5 miliar dolar AS kepada India.
Sebelumnya, Kedutaan Besar India di Jakarta menyelenggarakan Hari Kerja Sama Ekonomi Teknik India (ITEC Day) sebagai bagian dari upaya memperkuat kerja sama Selatan-Selatan India dengan Indonesia.
Siaran pers Kedutaan Besar India yang diterima Antara di Jakarta, Senin, menyebutkan ITEC Day yang diselenggarakan di Kedubes India Jakarta pada hari Jumat (1/3) dihadiri, antara lain, Utusan Khusus Presiden untuk Penanggulangan Kemiskinan H.S. Dillon, para duta besar dan sejumlah peserta pelatihan ITEC.
Duta Besar Gurjit Singh menyampaikan program ITEC yang diprakarsai 1964 dan sebanyak 300 program berjangka pendek, seperti pelatihan bahasa Inggris, IT, pertanian, perbankan, pengembangan perdesaan, dan jurnalistik diadakan dengan melibatkan 200 institut.
Menurut dia, program ITEC merupakan salah satu prakarsa utama India untuk meningkatkan pembangunan kapasitas dan menunjukkan minat India untuk berbagi dengan negara-negara lain sebagai bagian dari kerja sama Selatan-Selatan.