REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Narkotika buatan atau sintetik menjadi ancaman bagi semua negara. Pasalnya, produksi barang haram tersebut lebih sulit dideteksi oleh penegak hukum.
Direktur Pengejaran dan Penindakan BNN Irjen Pol Benny Mamoto mengatakan pembuatan narkotika sintetik pada umumnya dilakukan di rumah-rumah. ''Produksinya cukup mudah dengan mencampurkan bahan-bahan tertentu sesuai efek yang diminta,'' kata Beni kepada wartawan, di Jakarta, Senin (11/3).
Menurutnya, dengan begitu produsen dapat menentukan efek yang diinginkan, bahan seperti apa, pengaruh yang bagaimana dan sebagainya. ''Narkoba sintetik ini tak hanya mengancam Indonesia, tapi seluruh negara seperti Eropa juga Amerika,'' kata dia.
Dia pun mencium adanya kecenderungan sindikat internasional menjadikan Indonesia sebagai target penjualan. Pasalnya, pengedar narkoba yang baru ditangkap di Medan, AJ termasuk dalam jaringan Internasional yang berpusat di Malaysia. Di Indonesia, jaringan ini bekerja sama dengan kelompok Aceh.
''Barang diangkut menggunakan kapal barang dari Malaysia menuju Aceh,'' kata Benny.
Kelompok Aceh ini merekrut beberapa kurir di Indonesia khususnya Medan. Menurutnya, Medan dianggap sebagai pasar yang potensial bagi perdagangan barang yang mengancam generasi bangsa ini.
Benny mengatakan, narkoba diambil dari India sebelum kemudian diangkut melalui jalur udara maupun laut ke Malaysia. ''Sindikat ini memiliki kapal barang sendiri yang digunakan untuk mendistribusikannya,'' kata dia.