REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para siswa SD hingga SMA di seluruh DIY wajib mengunjungi museum. Agar terlaksananya program tersebut Dinas Kebudayaan DIY menyediakan dua bus yang masing-masing berkapasitas 25.
''Wajib kunjungi museum dimulai pagi ini, diikuti oleh siswa dari SMPN 3 Gamping, Sleman dan SD Syuhada Yogyakarta. Bus dari Dinas Kebudayaan akan menjemput ke sekolah," kata Kepala Bidang Sejarah Purbakala dan Museum Dinas Kebudayaan DIY Nursatwika pada Republika, Kamis (14/3).
Wajib kunjung museum dilaksanakan seminggu dua kali yakni setiap Selasa dan Kamis. Dari Dinas Kebudayaan di samping menyediakan bus, juga solar, bus, kenek dan tiket masuk.
"Tahun ini program wajib kunjung museum bagi siswa dengan dijemput bus dari Dinas Kebudayaan DIY gratis," katanya menjelaskan.
Sekolah yang akan mengikuti program wajib kunjung museum diminta mendaftarkan ke Dinas Kebudayaan. Sampai Mei sudah ada 18 sekolah yang mendaftar. Sekolah yang sudah mendaftar akan dijemput dan diantar ke museum yang dituju.
"Kami bekerja sama dengan Badan Musyawarah Musea (Barahmus) DIY," kata Satwika.
Karena kapasitas setiap bus hanya untuk 25, kata Nursatwika, sekolah diminta untuk menyeleksi para siswa yang akan diikutsertakan dalam program wajib kunjung museum ini. Dengan program ini diharapkan anak-anak mengenal museum dan untuk sosialisasi tentang museum.
Sehingga koleksi museum tidak hanya tersimpan saja, melainkan juga bisa berinteraksi dengan masyarakat terutama anak didik. Museum yang wajib dikunjungi ada tiga jenis yakni museum perjuangan, museum pendidikan dan museum seni budaya.
Museum yang dikunjungi siswa SMPN 3 Gamping dan SD Syuhada adalah museum Tani Jalan Imogiri Bantul, Mseum Kekayon Jalan Wonosari dan Museum Beteng Vredeburg.
Nursatwika berharap ke depan akan mencarikan solusi baru supaya wajib kunjung museum ini tidak hanya untuk anak didik, melainkan juga berkembang ke masyarakat atau suatu kelompok. Di samping angkutannya dengan bus, bisa juga dengan alat transportasi lain seperti mobil kuno.