Jumat 15 Mar 2013 16:24 WIB

Djoko Suyanto: Saya Bukan Kader Demokrat

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Djoko Suyanto
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Djoko Suyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Menko Polhukam, Djoko Suyanto beberapa kali disebut akan dijagokan sebagai ketua umum Partai Demokrat. Namun, hal tersebut dibantah. Ia menegaskan bukan berasal dari partai politik dan merasa tidak mungkin menduduki jabatan tersebut. 

"Tidak akan mungkin diambil dari luar (partai). Posisi saya bukan sebagai kader Partai Demokrat," katanya, Jumat (15/3). 

Menurutnya, persoalan Demokrat sudah selayaknya diselesaikan secara internal. Termasuk untuk mencari dan menetapkan ketua umum baru menggantikan Anas Urbaningrum. 

"Saya kira soal Ketua umum harus diambil dari kader internal dan dia harus anggota Partai Demokrat," katanya. 

Sementara itu, anggota dewan pembina Partai Demokrat, EE Mangindaan menambahkan, untuk menjadi ketua umum maka harus sosok yang siap dan punya banyak waktu. Sebab, hal tersebut dibutuhkan untuk menata partai dan konsolidasi partai. 

"Ya, harus mampu mengurus partai sepenuhnya," katanya. 

Ia juga mengatakan seorang pemimpin harus memiliki kemampuan manajerial yang kuat, termasuk profesionalitas untuk berjuang. 

Jelang kongres luar biasa Partai Demokrat, EE Mangindaan mengatakan persiapan sudah dilakukan. Ia mengharapkan bisa terjadi musyawarah mufakat dalam prosesnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement