REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso mengatakan hingga saat ini bangsa Indonesia senang konflik horisontal maupun konflik partikel.
"Konflik ini sejak dulu sudah menjadikan karakter," kata Djoko Santoso dalam dialog dengan mahasiswa dan pelajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bina Bangsa, Serang, Sabtu.
Ia mengatakan, selama ini konflik yang terjadi antarsuku antargolongan maupun pendukung dinasti politik yang kalah dalam pemilihan kepala daerah.
Bahkan, konflik juga terjadi TNI menyerang polisi, polisi menembak TNI.
"Kita bangsa senang konflik dan jangan dibiarkan karena dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Djoko.
Menurut dia, konflik yang terjadi saat ini akibat demokrasi yang belum siap karena belum meratanya tingkat kesejahteraan masyarakat dan pendidikan.
Seharusnya, kata dia, demokrasi itu harus dibarengi dengan kesejahteraan juga pendidikan masyarakat yang baik.
"Kita harus bekerja keras untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan agar bangsa ini menjadi kuat," katanya.
Djoko juga mengatakan para pelajar dan mahasiswa harus menjadikan generasi bangsa yang kuat dengan menimba ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan oleh bangsa dan negara.
Sebab keberhasilan pembangunan bangsa ini tergantung generasi penerus.
Apabila bangsa ini maju tentu generasi mau belajar dan kerja keras, namun sebaliknya jika bangsa ini lumpuh karena generasinya pemalas.
"Saya kira 20 tahun ke depan bangsa ini ditentukan oleh anak-anak pelajar dan mahasiswa," katanya.