Senin 18 Mar 2013 10:07 WIB

Aktivis Inggris Ancam Bongkar Nuklir Rahasia Israel

Kate Hudson
Foto: www.irna.ir
Kate Hudson

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Gerakan perdamaian Inggris akan meningkatkan upayanya untuk mengungkap kebenaran mengenai sifat rahasia program nuklir Israel. Demikian kata seorang pegiat terkemuka Inggris.

Kate Hudson, aktivis Campaign for Nuclear Disarmament (CND), berikrar akan berusaha dengan sangat kuat untuk membongkar rahasia seputar program nuklir Israel. Ia mengecam rejim Zionis karena beroperasi sepenuhnya di luar NPT atau kerangka kerja IAEA.

Israel juga menolak mengizinkan pemeriksaan atau pengawasan internasional atas program nuklirnya.

''Hudson menyampaikan kemarahan sehubungan dengan kenyataan Israel bahkan tak setuju memasuki proses dialog mengenai program nuklirnya,'' demikian laporan IRNA yang dipantau Antara di Jakarta, Senin.

Dalam salah satu rahasia yang paling disembunyikan di dunia, rejim Zionis dilaporkan berubah menjadi raksasa nuklir. Israel diperkirakan memiliki ratusan senjata nuklir. Simpanan yang menempatkan Israel pada posisi kelima di antara negara nuklir dan membuat kerdil program India, Pakistan dan Korea Utara.

Negara Non-Blok dan Muslim telah berulangkali mengecam kemunafikan Barat dengan menolerir produksi atom Israel. Pada saat yang sama, Barat mengutuk Iran karena kegiatan nuklirnya yang sah dan bertujuan sipil serta sepenuhnya berada di bawah kendali pengawas nuklir PBB.

Sementara itu, pegiat perdamaian Inggris mengecam AS dan Inggris karena tidak menekan negara Yahudi yang tidak sah. Mereka mengecam Barat yang dan membiarkan Israel melaksanakan program nuklir rahasianya.

Hudson menyoroti fakta bahwa sungguh-sungguh ada standar ganda Barat ketika menangani program nuklir Iran.

"Kelompok kami berusaha keras untuk mengakhiri standar ganda ketika sampai pada cara pemerintah kami menangani Iran," kata wanita pegiat tersebut.

sumber : Antara/IRNA-OANA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement