REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Penutupan gerai wisata belanja oleh-oleh khas Bali "Joger" di Jalan Raya Luwus, Kabupaten Tabanan, berdampak pada beberapa pedagang lain. Penutupan akibat konflik dengan pihak desa adat setempat.
Berdasarkan pengamatan, Selasa, beberapa toko oleh-oleh lain yang ada di sepanjang jalan raya yang menghubungkan Denpasar dengan Singaraja via Bedugul itu tampak tutup.
Di pinggir Jalan Raya Luwus yang biasanya dipadati berbagai jenis kendaraan, terutama bus pengangkut wisatawan domestik juga tampak sepi.
Warung makanan dan minuman pun juga terlihat sepi pembeli. "Biasanya banyak yang singgah ke mari setelah berbelanja di Joger," kata pedagang minuman di samping Joger itu.
Ia berharap gerai di Jalan Raya Luwus yang dinamakan "Teman Joger" itu dibuka kembali sehingga pengunjung yang lapar dan haus bisa mampir ke warungnya.
Demikian pula 14 pemilik toko di Jalan Raya Luwus meminta Teman Joger dibuka lagi agar mereka bisa "kecipratan" rezeki seperti hari-hari biasa.
Sementara itu, aparat Desa Adat Luwus mulai melunak terhadap pengelola "Teman Joger". Mereka tidak lagi meminta kontribusi sebesar Rp 1,5 juta per bulan, melainkan tetap Rp750 ribu per bulan kepada pengelola "Teman Joger".
"Nanti sikap ini akan kami sampaikan secara tertulis kepada manajemen Joger," kata Sekretaris Desa Luwus, I Ketut Lendra, seraya meluruskan bahwa pihak desa adat tidak punya keinginan untuk menggusur Joger.