REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Kamis menyuarakan penentangannya terhadap pembangunan permukiman Israel.
Namun demikian, Obama menekan Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk meletakkan tuntutan agar pembangunan permukiman oleh Israel dihentikan sebelum perundingan damai Timur Tengah bisa dimulai kembali.
Setelah disambut dengan sangat hangat di Israel, Obama mengunjungi Tepi Barat -- wilayah Palestina yang diduduki Israel, dimana para warga Palestina yang kecewa terus bertahan dengan harapan kecil mereka bahwa kedatangan presiden AS akan mempercepat terbentuknya negara Palestina merdeka.
Dalam jumpa pers bersama Abbas, Obama mengatakan bahwa dirinya "telah menjelaskan" kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Washington tidak menganggap bahwa kegiatan pembangunan permukiman membantu "upaya perdamaian".
Namun, Obama tidak mendesak perluasan permukiman tersebut dihentikan -- permintaan yang ia sampaikan di awal-awal masa jabatan pertamanya sebagai presiden. Ia menyiratkan rasa frustrasinya terhadap kegagalan Israel dan Palestina dalam mencari jalan untuk memulai kembali perundingan yang buntu sejak tahun 2010.
Kendati demikian, ia tidak menawarkan ide-ide baru tentang bagaimana Israel dan Palestina bisa kembali ke meja perundingan pada saat prospek kesepakatan damai terlihat suram di kawasan yang terganggu oleh konflik nuklir antara Barat dan Iran serta perang saudara di Suriah itu.
Masalah utama saat ini, kata Obama, adalah bagaimana mencapai kedaulatan bagi Palestina dan keamanan bagi Israel. "Itu tidak berarti bahwa pembangunan permukiman tidak penting. Hal itu artinya jika kita menyelesaikan masalah-masalah tersebut, isu permukiman akan tertangani," kata Obama.