REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seruan pemimpin organisasi terlarang Partai Pekerja Kurdishtan (PKK), Abdullah Ocalan, guna mengakhiri pertempuran adalah langkah positif. Demikian kata Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, Kamis (21/3) waktu setempat.
Erdogan, yang sedang mengunjungi Belanda, mengatakan kepada wartawan bahwa hal yang penting ialah praktek di lapangan. ''Segera setelah proses perdamaian dilaksanakan, suasana di Turki dan wilayah tersebut akan berubah,'' kata Perdana Menteri Turki itu.
''Jika tak ada lagi kegiatan bersenjata dari anggota PKK, pasukan keamanan Turki takkan melakukan operasi militer,'' kata Erdogan sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Pada Kamis pagi, Ocalan yang dipenjarakan itu menyeru anggota bersenjata organisasinya agar meninggalkan wilayah Turki. Seruannya mendorong harapan bagi berakhirnya pemberontakan tiga-dasawarsa organisasi Kurdi tersebut.
"Sudah tiba waktunya bagi anasir bersenjata untuk pindah ke luar perbatasan (Turki)," kata Ocalan dalam surat yang dibacakan oleh anggota parlemen pro-Kurdi dari Partai Perdamaian dan Demokrasi (BDP), Pervin Buldan dan Sirry Sureyya Onder, selama perayaan festival musim semi Newroz di Kota Diyarbakir yang kebanyakan warganya adalah orang Kurdi.
PKK, yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki dan beberapa negara lain, mengangkat senjata pada 1984 dalam upaya mendirikan negara suku di Turki tenggara. Sejak itu, sebanyak 40.000 orang telah tewas dalam konflik yang melibatkan kelompok tersebut.