Rabu 27 Mar 2013 17:26 WIB

Wamenag: Qari Indonesia Dihargai Dunia

Wakil Menteri Agama, Prof Nasaruddin Umar.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Menteri Agama, Prof Nasaruddin Umar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag), Nasaruddin Umar mengatakan kini para qari dan qariah Indonesia selalu diperhitungkan negara lain ketika berlangsung Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional.

Soalnya selama ini qari dan qariah Indonesia selalu mendapat peringkat pertama atau kedua di berbagai lomba. "Indonesia pun selalu menyertakan qari dan qariah terbaiknya setiap musabaqah internasional," kata Nasaruddin ketika meluncurkan Seleksi Tilawatil Alquran (STQ) Nasional XII di Kantor Kemenag Jl MH Thamrin Jakarta, Rabu (27/3).

Pada kegiatan tersebut hadir Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Wakil Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendie, Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman Djohan, para pejabat Kemenag dari beberapa daerah. Bersamaan dengan kegiatan itu juga dilangsungkan pembagian bantuan bagi korban banjir dalam rangkaian hari amal bakti (HAB) Kemenag ke-67.

Wamenag mengatakan STQ di Bangka Tengah yang akan berlangsung 22-29 Agustus 2013 itu menelan dana sekitar Rp 38 miliar. Jika dilihat besarnya dana memang cukup besar, tetapi bila dari sisi syiar agama akan banyak manfaat yang diperoleh. Jadi, panitia tak perlu khawatir STQ tersebut bakal sepi. Para pengunjung akan berdatangan dan membelanjakan uangnya pada kegiatan tersebut.

STQ diharapkan dapat memberikan makna luas, yaitu pendalaman penghayatan terhadap Alquran. Selain dari sisi syiar akan berpengaruh kepada umat Islam, maka tentu pelaksanaannya pun harus dilakukan dengan persiapan matang. "Karenanya, STQ di Kabupaten Bangka Tengah diharapkan dapat menghasilkan qari dan qariah terbaik," katanya.

Hanya qari dan qariah terbaiklah yang nanti bisa mewakili Indonesia pada musabaqah tingkat internasional. Belakangan untuk qariah dari tanah air, menurut Wamenag, banyak meraih prestasi terbaik di beberapa negara Timur Tengah seperti Mesir, Libia dan Turki.

Hal itu bisa terjadi lantaran sejak 1970-an hanya Indonesialah satu-satunya yang mengawali pembinaan bagi qariah. Sementara di Mesir dan negara Timur Tengah lainnya baru memulai membina qariah lima tahun terakhir ini. "Prestasi qariah kita membanggakan," kata Wamenag.

Terkait dengan pelaksanaan STQ di Bangka Tengah itu, Wamenag berpesan hendaknya panitia dapat melalukan perubahan dan pembaruan baik dari sisi lomba maupun penyelenggaraannya. Ada kreasi baru yang dapat menarik, sehingga masyarakat berkenan untuk mengikuti lomba tersebut. "Jangan ada kesan dari masyarakat, pelaksanaannya dari tahun ke tahun itu-itu saja," kata Nasaruddin Umar.

Wakil Gubernur Bangka Belitung, Rustam Effendie dan Bupati Bangka Tengah, Erzaldi Rosman memaparkan kesiapan daerahnya untuk melaksanakan kegiatan STQ tersebut. Hotel dan sejumlah penginapan, termasuk beberapa tempat wisata bagi pengunjung juga disiapkan. "Jangan takut mengalami kemacetan menuju tempat wisata," kata Wagub Bangka Belitung.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement