REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) I Alfred Natsir menilai pengembangan transportasi laut di Indonesia harus dilakukan by design (dengan terencana). Pengembangan tidak dapat dilakukan secara business as usual (bisnis seperti biasa). "Ini menjadi syarat majunya transportasi laut nasional," tutur Alfred di Gedung Dewan Pers, Kamis (28/3).
Ia menjelaskan, pengembangan transportasi laut harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan ini mencakup pengembangan armada dan kepelabuhanan yang optimal. Kemudian dari sisi objektif, transportasi laut harus mampu menjadi pemersatu bangsa, bukan pemisah bangsa.
Lebih lanjut, Alfred mengklaim transportasi laut lebih efisein dibandingkan jalur darat dan udara. Ia mengambil contoh pengiriman kargo/barang melalui kapal laut. Dengan kapal laut, volume barang yang diangkut lebih besar serta mampu melintasi pulau, negara bahkan benua. "Efisiensi juga tercermin dari penggunaan bahan bakar minyak (BBM)," ujar dia.
Berdasarkan perhitungannya, pengangkutan barang sebanyak 500 kontainer menggunakan kapal membutuhkan BBM setara 65 ton. Sedangkan jika melalui darat, maka dibutuhkan 360 ton. Rinciannya, 500 truk untuk mengangkut 500 kontainer serta lama perjalanan sekitar empat hari. "Ini belum termasuk biaya lain yang membebani ongkos logistik."
Alfred juga mengutip data yang menyebut kontribusi transportasi laut terhadap komoditas perdagangan di dunia mencapai 77 persen. Disusul oleh transportasi darat dengan 16 persen serta transportasi udara sekira 0,3 persen.