REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mega mencatat perolehan laba setelah pajak meningkat hingga 31,5 persen sepanjang tahun lalu. Laba bersih setelah pajak bertumbuh dari satu triliun rupiah pada 2011 menjadi Rp 1,4 triliun di akhir 2012.
Direktur Utama Bank Mega JB Kendarto memaparkan aset perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 5,3 persen, dari Rp 61,91 triliun menjadi Rp 65,22 triliun. "Dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat dari Rp 49,14 triliun menjadi Rp 50,26 triliun," ujarnya usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (28/3).
Kredit yang disalurkan perusahaan mencapai Rp 27 triliun. Ini turun 15,1 persen dibandingkan 2011. Kendarto memaparkan penurunan ini terutama disebabkan pengaruh atas perubahan peraturan Bank Indonesia (BI) mengenai uang muka kredit kendaraan bermotor menjadi 30 persen. Ini yang kemudian menyebabkan penurunan sebesar Rp 3,6 triliun atas portofolio kredit join financing yang disalurkan perusahaan ke kendaraan bermotor.
Direktur Operasional dan Teknologi Bank Mega, Joseph G Godong, mengatakan kredit UKM perusahaan tumbuh 3,4 persen, dari Rp 5,7 triliun menjadi Rp 5,9 triliun. "Ini sesuai strategi Bank Mega tahun lalu yang fokus pada ekspansi kredit UKM," ujar Joseph.
Akhir tahun ini, perusahaan membidik perolehan laba Rp 1,2 triliun dan DPK 56,6 triliun. Penyaluran kredit pada 2013 mencapai Rp 34 triliun dan pertumbuhan aset mencapai Rp 68 triliun.