REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rancangan Undang-Undang Organisasi Masyarakat (RUU Ormas) terus mengundang perdebatan.
Keharusan pencantuman asas Pancasila dan asas ciri yang sesuai dengan aktifitas organisasi mendapat penolakan beberapa pihak.
Sekretaris Jendral Syarikat Islam Indonesia Ferry Aspari mengatakan, pihaknya menolak pencantuman Pancasila sebagai asas. Meskipun Syarikat Islam tergabung dalam Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) yang mendukung pencantuman asas Pancasila, organisasinya memiliki pendirian sendiri.
Ferry menambahkan pendirian ini berdasar penegasan Presiden Syarikat Islam Indonesia Muhammad Mufti. "Syarikat Islam Indonesia tetap berasas Dienul Islam," tegasnya dalam siaran pers yang diterima Republika beberapa waktu lalu.
Ferry berujar sejak berdiri 16 Oktober 1905, organisasi yang awalnya bernama Sarekat Dagang Islam ini tak akan mengganti asas Islam.
"Sampai kapan pun kami tak pernah berpikir mengubah asas," tegasnya. Terkait Pancasila, Ferry menjelaskan, Syarikat Islam tetap memasukkan klausul Pancasila dan UUD 1945 dalam Anggaran Dasar organisasi. "Di Bab IV Pasal 3 ayat 1 disebut Pancasila dan UUD 1945 untuk mempertahankan keutuhan NKRI," terangnya.
Syarikat Islam menilai pemberlakuan asas Pancasila bagi ormas akan membuat bangsa ini kembali ke rezim orde baru. Ferry menyebutnya sebagai mengkhianati semangat reformasi dan perjuangan rakyat Indonesia.