REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menganggap sikap Korea Utara yang mengabaikan larangan PBB soal pengembangan nuklir, tidak dapat diterima.
Menurut Rusia, keputusan Korut melanjutkan program nuklirnya, bakal menggugurkan peluang melanjutkan perundingan nuklir dengan negara-negara Barat.
Pyongyang resmi menolak resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut diakhirinya program senjata nuklir. Keputusan Korut menentang sanksi internasional. "Pada Maret lalu kami memutuskan meningkatkan status suatu negara yang memiliki senjata nuklir untuk tujuan membela diri," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexander Lukashevich menanggapi ngeyelnya Korut memperkaya nuklir untuk membuat senjata.
Namun, menurut Lukashevich, hal itu justru akan mempersulit prospek untuk melanjutkan perundingan dengan enam negara, yakni Rusia, Korea, Cina, Rusia, Jepang dan Amerika Serikat.