REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Bentrokan antar pengungsi Myamnmar penghuni Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim), Belawan, Medan, Sumatera Utara (Sumut) yang pecah pada Jumat (5/4) belum diketahui motifnya.
Mabes Polri menyatakan,kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan terhadap kasus yang menelan delapan korban jiwa ini.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan, Polres Belawan dibantu Ditreskrim Polda Sumut tengah memproses sedikitnya 21 pengungsi yang menjadi bagian dari bentrok tersebut.
“Sejauh ini masih didalami. Baru diketahui delapan pengungsi tewas dan lima belas lainnya luka-luka,” ujar dia di Mabes Polri Jakarta Selatan Jumat (5/4).
Boy berujar, sementara untuk para saksi telah dibawa ke Mapolres Belawan untuk dimintai keterangan, dan delapan korban tewas sedang menjalani autopsi di RSUD Pirngadi, Medan.
“Pemeriksaan masih berlangsung baik bukti dan hasil visum penyebab kematiannya oleh Polres dibantu Polda setempat,” kata dia. Namun Boy tidak menjelaskan apa alasan kepolisian belum dapat mengungkap penyebab bentrok yang terjadi sejak Kamis (4/4) malam hingga Jumat (5/4) dini hari ini.
Sebelumnya, bentrokan yang diduga kuat melibatkan pengungsi muslim Rohingya ini terjadi karena disinyalir ada dendam lama yang dibawa oleh para pengungsi dari negeri asalnya, Myanmar.