REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam upaya memperkuat daya saing industri Indonesia, Kementrian Perindustrian (Kemenperin) terus mengoptimalkan penggunaan hasil-hasil penelitian Balai litbang di dunia industri Indonesia. Inovasi dari hasil litbang merupakan salah satu faktor yang mendorong percepatan kemajuan industri. "Daya saing suatu negara ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah kesiapan dalam penyerapan dan penguasaan teknologi dan yang kedua kemampuan berinovasi," kata Arryanto Sagala, Kepala Badan Pengkajian dan Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) Departemen Perindustrian RI.
Ada beberapa strategi yang akan dilakukan Arryanto bersama Kemenperin untuk mempercepat hasil inovasi. Dalam hal ini agar hasil inovasi yang dilakukan bisa segera dikomersialisasikan. Karena sampai saat ini hasil-hasil penelitian litbang Indonesia sulit untuk dikomersialisasikan. Litbang juga belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang.
Pertama adalah sejak awal penelitiannya, peneliti perlu bekerjasama dengan dunia usaha industri. Gunanya, untuk mencari berbagai permasalahan apa yang dunia industri hadapi. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas produknya. Juga untuk meminimalkan jumlah energi yang digunakan dalam proses produksinya. Para peneliti juga dapat memberikan topik penelitian untuk mengganti ketergantungan impor bahan baku kepada dunia industri. Dan salah satu upaya untuk memperkenalkan hasil litbang Indonesia adalah dengan diseminasi publik hasil litbang. "Saya berharap kegiatan-kegiatan litbang industri di Balai Besar dan Baristand Industri dapat mengaplikasikan prinsip inovasi tersebut," katanya.
Permasalahannya adalah pola pikir masyarakat Indonesia yang masih menganggap produk impor lebih baik dari produk lokal (import minded). Produk impor dinilai memiliki kualitas yang lebih baik. Dan dengan kerjasama antara litbang dan pelaku industri, kementerian berharap industri mau menggunakan produk-produk hasil litbang.