REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono tentang Yenny Wahid mendapatkan kritikan. Bukan substansi pernyataan tetapi tentang menggunakan fasilitas negara untuk urusan politik.
Saat memberikan pernyataan, SBY berada di Kantor Presiden pukul 21.00 WIB. Namun, hal tersebut dibela oleh Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan. Ia menilai tidak menjadi soal jika SBY memberikan pernyataan di lingkungan istana.
"Beliau kan tinggal di istana. Ya kalau di luar jam kerja ya boleh dong. Masa gak boleh. Ini kan bukan jam kerja," katanya saat ditemui di acara Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Jakarta, Kamis (19/4).
Menurutnya, tidak banyak pula yang dibicarakan meskipun tema pembahasannya politik. Dia menjelaskan, bukan hanya SBY yang melakukan hal tersebut, tetapi presiden sebelumnya pun demikian.
Semalam, SBY memberikan pernyataan mendadak di Kantor Presiden. Ia menyampaikan klarifikasi terkait batalnya Yenny Wahid bergabung dengan Partai Demokrat.
Ia menekankan, tidak ada tawar menawar politik alias tawaran jabatan yang datang dari kedua pihak. Kalaupun Yenny tak jadi bergabung, itu bukan karena faktor Partai Demokrat. Akan tetapi, berasal dari pertimbangan Yenny setelah berkonsultasi dengan para kiai NU.