Sabtu 20 Apr 2013 09:56 WIB

Ulama Muslim AS Kutuk Pengeboman Boston

Rep: Nur Aini/ Red: Dewi Mardiani
Warga AS yang berduka melakukan doa bersama Rabu (17/4) di Balai Kota Boston, Massachussets untuk para korban ledakan pada Marathon Boston
Foto: AP
Warga AS yang berduka melakukan doa bersama Rabu (17/4) di Balai Kota Boston, Massachussets untuk para korban ledakan pada Marathon Boston

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para ulama Muslim di Boston  mengutuk keras serangan teror mematikan dalam pemboman maraton Boston. Mereka mengatakan takut akan pembalasan terhadap komunitas Muslim.

"Saya tidak peduli siapa atau apa penjahat ini, tapi saya tidak mengnal penjahat ini sebagai bagian dari kota saya atau komunitas agama saya," kata Direktur Eksekutif untuk Masyarakat Islam Pusat Kebudayaan Boston, Yusufi Vali, dilansir CNN. Menurutnya, penjahat tersebut harus segera diadili.

"Saya marah pada penjahat ini yang mencoba mengoyak kota kami. Kami akan tetap bersatu dan tidak membiarkan mereka mengubah siapa kita sebagai warga Boston," ujarnya. Vali mengatakan tidak ada staf yang akrab dengan terduga pelaku bom Boston, Tamerlan Tsarnaev (26 tahun) dan Dzhokar Tsarnaev (19 tahun). 

Pesan pada akun Twitter yang dikaitkan dengan Tamerlan Tsarnaev yang diposting setelah hari pengeboman secara luas bersifat sekuler. Sementara, berbagai wawancara dengan teman sekelas Dzhokar tidak memberi petunjuk pada agamanya. Pemimpin komunitas Muslin di Boston juga mengatakan tidak tahu Tsarnaev bersaudara.

Ibu terduga, Zubeidat Tsarnaeva mengatakan putra sulungnya terlibat agama lima tahun lalu. Pamannya, Ruslan Tsarni menggambar keponakannya sebagai pecundang yang kebetulan Muslim. Namun, dia mengatakan agama keponakannya tidak memainkan peran dalam pengeboman. "Tidak ada hubungan dengan agama, dengan Islam, itu adalah penipuan, itu palsu." ujanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement