REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kelompok gerilyawan yang memerangi Rusia mengatakan, Ahad (21/4), mereka tidak dalam keadaan perang dengan AS, dalam sebuah pernyataan yang menjauhkan diri dari serangan bom pada Marathon Boston pekan lalu yang menewaskan tiga orang dan mencederai sekitar 180.
Tamerlan Tsarnaev, warga keturunan Chechnya yang berusia 26 tahun, tewas ditembak oleh polisi AS setelah perburuan yang menutup wilayah Boston pada Jumat, dan adiknya, Djokhar (19), dituduh melakukan serangan itu.
Lawatan Tamerlan Tsarnaev ke wilayah bergolak Kaukasus Utara Rusia tahun lalu menimbulkan kecurigaan bahwa ia mungkin melakukan kontak dengan kelompok-kelompok gerilyawan yang berjuang.
Sebuah pernyataan dari kelompok gerilyawan yang beroperasi di Dagestan, dimana kakak-beradik penyerang bom Boston itu dibesarkan ketika masih anak-anak, mengatakan bahwa Emirat Kaukasus pimpinan Doku Umarov, tokoh yang paling diburu di Rusia, tidak menyerang AS.
"Kami berperang dengan Rusia, yang bertanggung jawab tidak saja atas pendudukan Kaukasus namun juga kejahatan keji terhadap muslim," kata pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menyinggung-nyinggung sebuah video Umarov sebelumnya yang memerintahkan penghentian serangan terhadap warga sipil di Rusia.
"Bahkan pada musuh kami, pemerintah Rusia, yang diperangi Emirat Kaukasus, perintah dari Emir Kaukasus Doku Umarov tetap sah, melarang serangan terhadap sasaran sipil," kata pernyataan itu.